Hati-hati, Harga Minyak Bisa Bebani Pelemahan Rupiah
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id – Pergerakan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada awal pekan ini, Senin, 18 April 2016, diprediksi mengikuti tren penurunan harga minyak mentah dunia.
Analis PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada, menyebut hal tersebut menjadi sentimen negatif bagi laju rupiah yang pada akhir pekan kemarin berhasil ditutup di zona hijau ke level Rp13.166 per dolar AS.
Namun, Reza mengatakan, jika para pelaku pasar masih merespons positif kondisi di dalam negeri, maka rupiah masih berpeluang melanjutkan penguatan.
"Namun, perlu mewaspadai laju penguatan dolar AS seiring cenderung melemahnya laju harga minyak mentah dunia," ujar Reza kepada VIVA.co.id.
Reza mengatakan, pada transaksi hari ini rupiah berada pada rentang level Rp13.173-13.159 per dolar AS. "Tetap cermati sentimen yang ada terhadap laju rupiah," ujar Reza.
Reza mengungkapkan, pada akhir pekan kemarin kurs rupiah mampu berbalik positif, yang didorong sentimen positif dari kenaikan ekspor, meski secara nilai neraca perdagangan Maret 2016 tercatat menurun.
Selain itu, kata Reza, rupiah merespons positif kebijakan Bank Indonesia (BI) yang akan menerapkan kebijakan suku bunga BI seven day reverse repo rate pada 19 Agustus 2016. (ase)