Holding BUMN Jasa Keuangan Diyakini Bisa Tekan Bunga Kredit
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id – Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah gencar melakukan penggabungan perusahaan BUMN atau holding BUMN.Â
Salah satunya, adalah menggabungkan BUMN jasa keuangan yang diharapkan bisa menghasilkan efisiensi operasional perusahaan.
Menteri BUMN Rini Soemarno, mengatakan salah satu efisiensi adalah dengan konsolidasi sistem IT perusahaan, yaitu ATM.Â
Dengan konsolidasi itu, diharapkan menurunkan operasional bank yang berujung turunnya suku bunga kredit menjadi single digit.
"BI Rate turun dan cost of fund juga turun, tapi tidak cukup. Cost operasional bank juga harus turun untuk menurunkan suku bunga menjadi single digit," ujar Rini, di Gedung BUMN, Jakarta, Jumat, 15 April 2016.
Menurut Rini, saat ini rencana holding BUMN Jasa Keuangan masih dalam proses. Nantinya akan ada empat bank BUMN yang terbentuk menjadi holding company.Â
Keempat bank pelat merah tersebut, PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT Bank Tabungan Negara Tbk, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk.
Selain itu, terdapat juga BUMN di bidang jasa, yakni PT Danareksa (Persero), PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero), dan PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero), PT Pegadaian (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero).
Selain holding BUMN di bidang jasa keuangan, pemerintah juga tengah menggodok holding di bidang energi, jalan tol, kontruksi, perumahan dan pertambangan.