Ambisi Jadi Boneka Ken, Pria Ini Jalani 42 Operasi Plastik

Rodrigo Alves
Sumber :
  • Instagram Rodrigo Alves

VIVA.co.id – Pecandu bedah plastik, Rodrigo Alves (32), menghabiskan 10 tahun untuk mengubah penampilannya agar bisa mirip dengan boneka Barbie laki-laki, Ken.Ia bahkan rela menghabiskan anggaran £305 ribu atau setara Rp5,6 miliar demi menjadi Ken di dunia nyata.

Namun baru-baru ini, dilaporkan, ia dilarikan ke rumah sakit setelah tidak berhasil mengubah bentuk hidungnya. Dilansir Daily Mail, selama 10 tahun ini, dia telah menjalani 42 prosedur bedah kosmetik sejak tahun 2004. Dan Februari lalu, ada lubang hidung kecil baru tumbuh di bagian hidungnya.

Pria yang berprofesi sebagai pramugara ini pun sedang dirawat karena kondisi yang berpotensi mengancam jiwa setelah tubuhnya menolak pembentukan hidung barunya. Rodrigo Alves, yang telah menghabiskan banyak uang untuk operasi plastik didiagnosis mengalami nekrosis - di mana daging mulai mati setelah menjalani rekonstruksi hidung.

Setelah operasi, lubang baru mulai muncul di hidung dan septum barunya tampak longgar. Perlahan-lahan, lubang tumbuh dan ia mulai mengalami kesulitan bernapas. Karena masalah ini dia segera dilarikan ke rumah sakit di Malaga, Spanyol, di mana ia sekarang menerima antibiotik melalui infus setiap delapan jam.

Dokter mengatakan, infeksi ini bisa membuat hidungnya harus diangkat. Menghadapi masalah ini, pria asal Sao Paulo, Brasil dan sekarang tinggal di London tersebut putus asa untuk terbang kembali ke Inggris.

"Saya kesulitan bernapas. Sebuah lubang mengerikan telah muncul di lubang hidung saya dan infeksi ini bisa ‘memakan’ hidung saya dan saya sudah diperingatkan jika tidak diangkat bisa ‘memakan’ wajah saya."

Nekrosis sendiri merupakan komplikasi yang bisa terjadi akibat dari prosedur operasi plastik di mana terjadi hilangnya suplai darah yang menyebabkan tumbuhnya daging mati baru. Kondisi ini dapat dengan cepat memicu komplikasi yang lebih parah termasuk keracunan darah dan gangren.

Dalam beberapa kasus, jaringan mati ini harus dipotong. Kematian jaringan ini dapat terjadi di manapun pada tubuh dan biasanya disebabkan oleh faktor eksternal seperti cedera, infeksi, atau bahan kimia. Jika area jaringan mati ini makin membesar, sepenuhnya kondisi ini dikenal sebagai gangren.

Hal ini dapat dengan cepat memicu keracunan darah dan dianggap darurat medis. Untuk mengobatinya, jalan yang harus ditempuh mengangkat jaringan mati, menjaga daerah tersebut bersih dan rutin diobati dengan antibiotik.

Wapres Filipina Sara Duterte Bantah soal Rencana Pembunuhan Presiden Marcos Jr: Hanya Lelucon!

"Saya sangat marah dan sangat khawatir. Saya sangat panas dan demam dan dokter memberi saya saran yang bertentangan,” katanya.

Untuk mengatasi masalah ini, pertama kali ia dikirim ke dokter spesialis telinga, mata dan hidung. Tapi kemudian dipindahkan ke spesialis infeksi. "Tampaknya kulit dalam hidung saya telah mati dan saya mungkin perlu rekonstruksi lengkap."

Kata Cak Imin Soal Surat Prabowo Terkait Pilkada Jakarta: Boleh Saja

Ini bukan pertama kalinya obsesi sang pria dengan operasi plastik menyebabkan masalah kesehatan yang serius.Tiga tahun lalu, dia juga menderita komplikasi berbahaya setelah menjalani prosedur untuk meningkatkan bisep, trisep dan bahu dengan silikon.

Ada sejumlah zat kimia bocor ke dalam sistem tubuhnya dan dalam beberapa hari lengannya membengkak sehingga ia tidak bisa menggunakan tangan untuk makan atau membasuh tubuhnya. Pada satu titik dokter mengatakan kepadanya bahwa satu tangan mungkin harus diamputasi. Jika infeksi yang disebabkan oleh cairan bocor menembus ke hatinya, kemungkinan dia bisa mati.

Dorong Inovasi Bisnis Perumahan, BTN Gelar Kompetisi Housingpreneur

Dalam menajalani 42 kali operasi demi terlihat seperti Ken, dia sempat mengeluarkan uang sebesar £30.000 atau setara Rp559 juta khusus untuk permak hidungnya. Dalam 12 bulan terakhir dia juga telah menghabiskan biaya menakjubkan, £95.000  atau setara Rp1,7 miliar untuk menjalani 20 operasi di seluruh dunia.

Pada bulan Januari ia juga mengeluarkan uang sebesar  15.000 (Rp279 juta) untuk melakukan operasi hidung keenam kalinya, sedot lemak dan implan dagu di Iran. Dia juga mengeluarkan £25.000 (Rp466 juta) untuk transplantasi rambut di Beverly Hills dan melakukan sedot lemak pipi  Agustus lalu.

Daftar panjang dari operasi lainnya termasuk £8.000 (Rp149 juta) untuk botox dan filler, £30.000  (Rp559 juta) untuk tiga operasi hidung, £3.000 (Rp55 juta) untuk sedot lemak rahang dan £10.000 (Rp186 juta) untuk implan dada.

Dia juga telah menghabiskan £22.000 agar perutnya rata dengan memasang perut six pack palsu, £7.000  untuk filler lengan, £7.000 tagihan rumah sakit, £7.000 pada laser liposuction, £6.000 untuk sedot lemak kaki dan £3.000 untuk  membentuk betis.  

Dia pun dikabarkan mendapat uang untuk membayar semua operasi dari uang hasil warisan yang diberikan kakeknya di Brasil, dari hasil kerjanya sebagai pramugara maskapai penerbangan dan pendapatan sewa dari properti miliknya di Puerto Banus, Spanyol

Rodrigo memutuskan untuk pergi melakukan operasi plastik pertama kalinya pada tahun 2004. Sebelum mengubah diri menjadi Boneka Ken di dunia nyata, dia mengatakan sangat senang dengan penampilannya. Namun belakangan, dia telah didiagnosis menderita dismorfik disorder-- yang merupakan suatu gangguan tak pernah merasa puas dengan penampilan tubuhnya. Karena gangguan ini dia  butuh pengobatan untuk mengatasi masalah itu.

Tahun lalu, ia mulai pengobatan untuk  mengatasi masalah gangguan kecemasan yang sering kali membuatnya merasa harus menghabiskan banyak waktu mengkhawatirkan tentang penampilan.

"Saya benar-benar berharap bahwa itu akan membantu saya. Membantu saya untuk tidak terus berusaha mengubah diri sendiri,” ucapnya.

Selama ini, dia memang sering membandingkan penampilannya dengan orang lain. Dia juga sering menghabiskan waktu lama di depan cermin, dan pada waktu lain dia sering menghindari cermin. Dia juga sering merasa tertekan saat ada daerah tertentu dari tubuhnya yang dinilai tak umum. Karena hal itu dia sering mencari perawatan medis untuk mengatasi cacat yang dirasakannya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya