RI Masuk Jajaran 3 Negara Tujuan Utama Investasi di Asia
Rabu, 13 April 2016 - 13:40 WIB
Sumber :
- REUTERS/Beawiharta
VIVA.co.id - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Sofyan Djalil memperkirakan, kondisi perekonomian global saat ini tidak akan jauh berbeda dengan situasi perekonomian pada 2017 mendatang.
Menurutnya, sentimen negatif yang berasal dari eksternal masih tetap berpotensi mengganggu laju pertumbuhan ekonomi nasional ke depan. Salah satunya, yakni tren perlambatan pertumbuhan ekonomi Tiongkok, yang diyakini akan memengaruhi ekspor Indonesia.
"Kelihatannya, memang kondisi ekonomi dunia tidak akan jauh berbeda sampai dengan 2017," ujar Sofyan, saat ditemui di kantornya, Jakarta, Rabu 13 April 2016.
Selain itu, harga minyak mentah dunia pun diprediksi akan tetap terfluktuasi. Belum lagi, ditambah dengan kabar yang menyebutkan bahwa Inggris akan segera keluar dari zona Uni Eropa. Artinya, sentimen-sentimen tersebut tetap memengaruhi perekonomian Indonesia.
Namun, menurutnya, pandangan investor terhadap perekonomian Indonesia sejauh ini memang mulai membaik. Bahkan, tiga negara di Asia dipandang memiiki prospek pertumbuhan yang cerah, dan dapat berkontribusi lebih terhadap pertumbuhan ekonomi dunia.
"Indonesia, India, dan Filipina itu dipandang sangat potensial dan bisa memberikan harapan. Mereka (investor) mengatakan bahwa internal kita sudah cukup bagus. Tetapi, ancaman tetap dari eksternal," katanya.
Karena itu, mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian tersebut menegaskan, pemerintah akan tetap menjalankan program-program prioritas, terutama pembangunan infrastruktur yang implikasinya jangka panjang, sehingga mampu menopang pertumbuhan ke depan.
"Kita harus hati-hati dalam mendayung. Terutama, mengarahkan pembangunan kita agar ekonomi kita bisa dikelola dengan baik," ucapnya. (asp)
Baca Juga :
Sofjan Wanandi: Demo Tak Pengaruh Iklim Investasi
Hanya fenomena politik jelang pilkada.
VIVA.co.id
4 November 2016
Baca Juga :