Menristek: Peneliti RI Mampu, Tapi Obat Sirup Masih Impor
- VIVA.co.id/Mitra Angelia
VIVA.co.id – Hari ini, Pameran Lab Indonesia 2016 resmi dibuka oleh Menteri Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti), Mohamad Nasir yang akan berlangsung hingga Jumat, 15 April 2016 di Balai Sidang Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta.
Dengan dibukanya pameran farmasi dan alat kesehatan ini bisa memotivasi para peneliti untuk menciptakan obat dan alat kesehatan berbasis di Tanah Air.
"Harapan kami, (peneliti) menghasilkan produk bermanfaat bagi masyarakat, basisnya biodiversity dan biomedikal Indonesia," ujar Nasir dalam pembukaan Pameran Lab Indonesia 2016 di JCC, Jakarta, Rabu 12 April 2016.
Nasir menyebutkan, saat ini daya peneliti Indonesia dalam memenuhi kebutuhan obat dan alat kesehatan di Indonesia hanya 30 persen. Sementara itu, 70 persennya masih berbasis dari luar negeri.
"Misal, obat sirup, kita masih impor," Nasir mencontohkan.
Salah satu kendala dari problem tersebut, kata Nasir, selama ini memang para peneliti tersendat regulasi yang rumit dari pemerintah. Masalah lainnya, aturan dari industri juga membuat peneliti mengalami stres.
Pemerintah dalam hal ini, kata Nasir, sudah mulai membuat regulasi yang tidak mempersulit para peneliti. "Bagaimana regulasi menuju kemudahan. Mereka akses dengan baik, regulator (pemerintah) menyediakan aturan yang mudah," tuturnya.
Sebelumnya, penyebab minimnya peneliti adalah soal laporan pertanggungjawaban penelitian. Kemenristekdikti mendapatkan keluhan dari peneliti, proses pertanggungjawaban penelitian dinilai sulit dan rumit. Namun, kini Kemenristekdikti telah mengusulkan solusi Penyederhanaan Pertanggungjawaban Anggaran Penelitian.
Ketentuan penyederhanaan itu disusun dalam Rencana Induk Riset Nasional (RIRN). Rencana itu sebagai panduan peta kerja teknis bagi seluruh pemangku kepentingan nasional dalam tahap perencanaan sampai evaluasi, khususnya terkait anggaran.Â
Managing Director PT Prakarsa Sinergi Utama, Juanita Soerakoesoemah, sebagai penyelenggara Lab Indonesia 2016 bekerja sama dengan ECMI ITE Asia Sdn Bhd mengatakan, pameran tersebut diramaikan oleh 200 perusahaan nasional dan internasional. Dia mengatakan, dalam dua hari pameran ke depan, ada 80 seminar gratis yang menampilkan teknologi terbaru di dunia Lab.
"Lab Indonesia mencerminkan kemampuan negara-negara dalam menguasai dan mengembangkan perangkat mutakhir, modern, dan canggih dalam bidang industri laboratorium," ujar Juanita.