Surga Bentang Alam Raja Ampat, Ada di Teluk Kabui
- VIVA.co.id/ Anwar Sadat
VIVA.co.id - Siapa yang tak kenal dengan Kepulauan Raja Ampat. Kepulauan ini telah mendunia karena keindahan alam bawah lautnya. Bahkan, kepulauan ini dijuluki debagai Amazon Lautan Dunia karena posisinya berada di pusat segitiga karang dunia.
Namun, selain alam bawah laut, Raja Ampat juga memiliki keindahan dalam bentang daratnya. Pemandangan indah tersebut berada di Teluk Kabui.
Ya, Teluk Kabui memang menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan saat ke Raja Ampat. Baru-baru ini VIVA.co.id berkesempatan melihat keindahan gugusan pulau yang berlokasi di barat bagian kepala burung (vogelkoop) pulau Papua bersama para anggota dari Lembaga Sensor Film Republik Indonesia.
Perjalanan Kami dimulai Minggu malam 3 April 2016 pukul 21.00 WIB dari bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. Kemudian kami tiba di Bandara Sultan Hasanudin, Makassar sekira pukul 00.30 WITA untuk transit, dan pada pukul 03.15 WITA kami melanjutkan penerbangan dari Makassar menuju Kota Sorong Papua Barat.
Sepanjang penerbangan, laut Papua sudah menunjukkan keindahannya. Bahkan, saat pesawat menurunkan ketinggian untuk mendarat, secara samar-samar kami dapat melihat sekumpulan lumba-lumba yang berenang di laut tersebut.
Pemandangan indah itu pun berakhir ketika pesawat kami mendarat. Setelah menempuh penerbangan selama kurang lebih dua jam dari Makassar, pada pukul 06.30 WIT kami pun sampai di Bandara Domine Eduard Osok (DEO), Kota Sorong, Papua Barat.
Sorong yang dijuluki sebagai kota minyak ini merupakan pintu utama bagi pelancong yang ingin memasuki Raja Ampat. Di kota Sorong Kami chek in di Hotel Je Meridien, yang tak jauh dari Bandara DEO.
Setelah beristirahat, perjalanan berlanjut menuju pelabuhan Kota Sorong yang dapat kami tempuh dalam waktu 15 menit perjalanan dari hotel.
Dari pelabuhan rakyat di Sorong, kami menyeberang ke kota Waisai dengan menggunakan kapal motor Marina Express Bahari. Kapal ini hanya beroperasi dua kali dalam sehari. Pagi pukul 09.00 WIT dan siang pukul 14.00 WIT. Tarif untuk kapal motor ini sebesar Rp125 ribu per orang untuk kelas ekonomi.
Dengan menempuh perjalanan selama dua jam, sampailah di pelabuhan Kota Waisai. Kota Waisai adalah salah satu distrik di Kabupaten Raja Ampat, dan dari sini untuk menuju Teluk Kabui, yang terkenal dengan batu karangnya kami harus naik sebuah speed boat lagi.
Teluk Kabui berada di antara Pulau Waigeo dan pulau Gam, dan untuk mencapai kesana kami harus menyewa speed boat dengan tarif Rp550 ribu. Speed boat tersebut dapat dinaiki hingga 15 orang.
Satu jam perjalanan dari Waisai, kami tiba di Teluk Kabui. Teluk di Raja Ampat ini diisi oleh pulau-pulau karang yang tersebar. Eksotisme di teluk Kabui sangat membuat kami terpesona. Karang besar yang ditumbuhi pepohonan hijau, dan air laut yang berwarna biru seakan menghipnotis pandangan para wisatawan yang berkunjung ke sana.
Tak ingin melewatkan kesempatan, kami pun berhenti sejenak di tengah-tengah teluk tersebut untuk berfoto dengan karang-karang besar nan gahar.
Selain melihat keindahan formasi gugusan pulau yang Indah, di antara karang di Teluk Kabui tersebut juga terdapat gua yang tak kalah indahnya.
Kami kembali berdecak kagum ketika melewati tempat yang dangkal. Air laut yang bening membuat kita bisa melihat dasar lautan dengan jelas.
Selain indahnya laut yang bening dan hamparan karang, lautan Papua kembali memamerkan keindahannya. Saat dalam perjalanan, kami kembali dapat melihat beberapa ekor lumba-lumba yang berenang di samping kapal kami. Kali ini kami dapat melihat dengan jelas 'tarian' lumba-lumba tersebut membelah lautan dan membuat kami lagi-lagi berdecak kagum.
Menurut nahkoda speed boat yang kami naiki, waktu kami berkunjung ke Raja Ampat di bulan April merupakan waktu yang tepat. Karena pada bulan April banyak lumba-lumba yang menampakkan dirinya
"Memang pas banget, lumba-lumba itu memang sering terlihat pada bulan April, apalagi pada pagi hari," katanya.
Sayangnya hal tersebut tak berlangsung lama. Selain itu karena keterbatasan waktu yang kami miliki, kami tak bisa berlama-lama di sana. Setelah mengabadikan momen di hamparan karang tersebut, kami harus kembali ke Waisai demi mengejar kapal Marina Ekspress Bahari yang akan kembali ke Pelabuhan Sorong. Jika tertinggal, kapal tersebut baru akan balik lagi keesokan harinya.