Obati Penyakit, 'Astronaut Tikus' Dikirim ke Antariksa
- www.motherboard.com/NASA
VIVA.co.id - Badan Antariksa AS (NASA) menyiapkan sekelompok tikus untuk dikirimkan ke Stasiun Antariksa Internasional (ISS) pada Jumat 8 April 2016.
NASA mengirimkan 20 astronaut tikus dengan pesawat kargo Dragon yang diluncurkan dengan roket milik SpaceX. Misi pengiriman tikus itu untuk membantu peneliti memahami bagaimana kinerja otot selama misi penerbangan ke ISS. Dalam misi yang dinamai Roent Reserach-3 itu, peneliti berharap juga bisa menguji cara mencegah terhentinya pertumbuhan otot rangka dan kelemahan pada tikus.
Dengan demikian, nantinya peneliti bisa menghentikan hilangnya jaringan tulang dan otot yang biasanya terjadi dalam misi panjang di antariksa. Bekal penelitian otot pada tikus itu nanti bisa dijadikan dasar untuk misi yang lebih panjang, yaitu misi ke Planet Mars. Peneliti ingin mengetahui bagaimana ukuran dan fungsi otot terdampak lingkungan gravitasi rendah.
Dikutip Science Alert, Jumat 8 April 2016, di saat bersamaan pengujian di ISS, nanti peneliti akan menguji kelompok tikus sejenis di bumi. Untuk kelompok tikus di ISS dijadwalkan akan berada di stasiun itu selama 30 sampai 90 hari.
Begitu astronaut tikus itu sampai di ISS, astronaut akan membagi kelompok tikus di ISS menjadi dua bagian. Setengahnya akan disuntik dengan zat pencegah pertumbuhan tubuh, myostatin. Sedangkan setengah kelompok tikus lainnya akan dipisahkan dengan tikus yang disuntik.
Dalam membandingkan proses kelompok tikus di ISS dan di Bumi, peneliti akan memantaunya melalui rekaman video.
Peneliti juga mengatakan pengujian tikus itu juga untuk melihat upaya penanganan pengecilan otot yang kerap muncul pada penyakit seperti Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS) yaitu penyakit gangguan saraf otot dan Muscular Dystrophy.
"Penerbangan ini khususnya penting bagi program riset keseluruhan kami di ISS," kata Kepala Ilmuwan NASA, Julie Robinson dalam telekonferens sebelum peluncuran.
Sedangkan Rosamund Smith, penyelidik utama dalam pengujian itu berharap hasil misi ini bisa memberikan wawasan bagi peneliti untuk memahami perawatan pasien yang menderita terhentinya pertumbuhan otot.
(mus)