Pertumbuhan Keuangan Syariah RI Kalah dari Malaysia

Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN, Sofyan Djalil.
Sumber :
  • REUTERS/Beawiharta

VIVA.co.id - Pemerintah terus berupaya mengembangkan industri keuangan syariah di dalam negeri, sebagai salah satu penopang pertumbuhan di tengah perlambatan ekonomi. 

Potensi ekonomi syariah yang belum tergali, diharapkan bisa dioptimalisasi.
 
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Sofyan Djalil mengungkapkan, pemerintah memang terkesan terlambat dalam memberikan perhatian terhadap sektor keuangan syariah. Padahal, masih ada potensi besar yang bisa digali dari sektor ini.
 
Sofyan mencontohkan, Malaysia sudah mulai mengembangkan sektor keuangan syariah miliknya sejak 30 tahun yang lalu. 
 
Saat ini, pertumbuhan keuangan syariah negeri Jiran itu mencapai 27 persen, berbeda jauh dengan pertumbuhan keuangan syariah di Indonesia yang berada di kisaran lima persen.
 
Ekonomi Syariah akan Bidik Kawasan Pedesaan
“Pemerintah kita baru mulai sekarang memberikan perhatian yang serius kepada keuangan syariah,” ujar Sofyan, saat ditemui di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu 6 April 2016.
 
Industri Keuangan Syariah RI Berkembang Pesat
Terbentuknya Komite Keuangan Syariah Nasional (KKSN), kata Sofyan, merupakan langkah proaktif pemerintah dalam memberikan dorongan kepada sektor keuangan syariah. 
 
Anak Muda Mulai Lirik Pasar Modal dan Keuangan Syariah
Menurutnya, komite tersebut akan menyiapkan berbagai menciptakan regulasi yang sesuai, bahkan insentif untuk memudahkan keuangan syariah berkembang.
 
“Kami akan bicara kepada OJK (Otoritas Jasa Keuangan), bagaimana menyiapkan regulasi yang kondusif. Ada aturan yang menghambat, kami akan deregulasi. Kalau perlu insentif, kami akan berikan,” katanya.
 
Jika potensi ini bisa digali, mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut optimistis keuangan syariah mampu berbicara banyak, dalam berkontribusi terhadap perekonomian nasional. 
 
Apalagi, Presiden Joko Widodo akan ikut campur tangan dalam pengembangannya.
 
“Ini akan memberikan alternatif investasi pembiayaan bagi dunia usaha dan bagi pemerintah. Pertumbuhan sekarang besar, tetapi memang basisnya kecil. Tapi meski basisnya kecil, bisa tumbuh besar,” ucapnya. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya