6-4-1994: Pembantaian Etnis di Rwanda
Rabu, 6 April 2016 - 10:40 WIB
Sumber :
- Reuters/Files
VIVA.co.id
- Hari ini, 22 tahun lalu, Rwanda mengalami tragedi pembantaian etnis atau biasa disebut genosida. Dalam peristiwa berdarah itu, sebanyak 800 ribu suku Tutsi dan Hutu moderat dihabisi oleh kelompok ekstrimis Hutu yang dikenal sebagai Interahamwe.
Menurut BBC , peristiwa tragis ini berlangsung selama 100 hari yang dimulai ketika Presiden Rwanda, Juvenal Habyarimana, menjadi korban penembakan Interahamwe saat berada di dalam helikopter pemberian Presiden Prancis, Francois Mitterand.
Baca Juga :
PBB Minta Indonesia Moratorium Hukuman Mati
Menurut BBC , peristiwa tragis ini berlangsung selama 100 hari yang dimulai ketika Presiden Rwanda, Juvenal Habyarimana, menjadi korban penembakan Interahamwe saat berada di dalam helikopter pemberian Presiden Prancis, Francois Mitterand.
Saat itu, Habyarimana, yang berasal dari etnis Hutu, berada dalam satu heli dengan Presiden Burundi, Cyprien Ntarymira. Mereka baru saja menghadiri pertemuan di Tanzania untuk membahas masalah Burundi.
Mantan Menteri Pertahanan Rwanda itu berencana melakukan persatuan etnis dan pembagian kekuasaan kepada tiga etnis yakni Hutu (85%), Tutsi (14%) dan Twa (1%).
Rencana itu telah disusun setahun sebelumnya, atau ketika dirinya baru menjabat Presiden Rwanda, yang dituangkan ke dalam Piagam Arusha (Arusha Accord). Habyarimana mengangkat Agathe Uwilingiyama sebagai perdana menteri dari suku Tutsi.
Di sinilah, benih-benih kebencian timbul. Pengangkatan pejabat negara dari suku berbeda jenis ini tidak diterima oleh Interahamwe yang ingin mempertahankan sistem pemerintahan satu suku, yaitu Hutu.
Puncaknya, Kigali, ibukota Rwanda dikuasai Interahamwe dan sebagian besar korban digeletakkan begitu saja dan tidak dimakamkan secara layak. Jasad mereka hanya ditimbun dengan tanah sekadarnya.
Â
Paul Kagame, pemimpin Front Patriotik Rwanda (RPF/Rwandan Patriotic Front), akhirnya tampil sebagai presiden menggantikan mendiang Habyarimana. (ren)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Saat itu, Habyarimana, yang berasal dari etnis Hutu, berada dalam satu heli dengan Presiden Burundi, Cyprien Ntarymira. Mereka baru saja menghadiri pertemuan di Tanzania untuk membahas masalah Burundi.