WhatsApp Resmi Dilindungi Enkripsi
- REUTERS/Dado Ruvic
VIVA.co.id – Aplikasi messaging populer, WhatsApp mengumumkan telah menyelesaikan enkripsi pada layanan mereka. Pengumuman ini melunasi janji aplikasi messaging milik Facebook itu yang dua pekan lalu mengatakan akan memperkuat layanan mereka dengan enkripsi.
"WhatsApp telah mengutamakan data dan komunikasi yang Anda pakai seaman mungkin," kata pendiri WhatsApp, Jan Koum dan Brian Acton dalam pengumuman di blog perusahaan dikutip dari South China Morning Post, Rabu, 6 April 2016.
Dalam pengumuman di blog perusahaan, WhatsApp mengatakan, pada awal pekan ini mereka telah menyelesaikan pengembangan teknis layanan enkripsi.
"Dan hari ini, (Selasa) kami bangga untuk mengumumkan bahwa kami telah menyelesaikan pengembangan teknik yang membuat WhatsApp terdepan dalam melindungi komunikasi privat Anda, yaitu full end to end enkripsi," tulis perusahaan.
Menyambung pernyataan tersebut, WhatsApp mengatakan, dengan rilis enkripsi itu, maka berarti saat pengguna mengirimkan sebuah pesan, hanya ada satu orang yang bisa membaca pesan pribadi atau pesan grup yang dikirimkan tersebut.
"Tidak ada orang yang bisa melihat pesan, bukan penjahat siber, bukan peretas. Juga bukan rezim penindas, bahkan kita juga," tulis WhatsApp.
Pendiri WhatsApp itu mengatakan enkripsi adalah hal yang penting bagi pengguna. Koum dan Acton mengatakan saat ini pengguna hidup dalam dunia yang mana lebih banyak data yang terdigitalisasi dibandingkan sebelumnya. Untuk itu, maka enkripsi menjadi hal yang penting.
"Setiap hari kita melihat cerita tentang rekaman sensitif yang diakses secara tak benar atau dicuri. Nah, jika dalam hal ini tidak melakukan apapun, maka banyak masyarakat komunikasi dan informasi digital yang akan rentan mendapatkan serangan dalam beberapa tahun ke depan. Untungnya, enkripsi end to end melindungi kita dari kerentanan tersebut," kata keduanya.
Diketahui sebelumnya, WhatsApp bersama Apple turut menentang pemerintah Amerika Serikat, melalui Biro Penyelidik Federal (FBI) untuk membuka akses keamanan data iPhone yang dipakai penyerang San Bernardino pada akhir tahun lalu.
(mus)