Cara Habiskan Sampah Plastik Polimer ala BPPT
- VIVA.co.id/Dwi Royanto
VIVA.co.id – Principal Engineer dari Sentra Teknologi Polimer (STP) Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT), Johan Nasiri menyebut bahwa sampah plastik polimer sebaiknya dimusnahkan dengan dibakar. Saat ini, sampah plastik atau anorganik kebanyakan ditumpuk dalam tanah.
Padahal, menurut Johan, upaya itu malah membahayakan sebab tumpukan sampah tersebut akan mengeluarkan gas metan.
“Seperti kejadian di Bandung dulu, 22 orang meninggal karena tumpukan sampah meledak. Ini berbahaya,” kata Johan di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek), Serpong, Selasa, 5 April 2016.
Johan menegaskan, membakar adalah solusi yang ditawarkan untuk menghabiskan sampah. Ia mencontohkan, seperti Singapura, Hong Kong, dan Jepang, yang telah memberlakukan demikian.
Tapi, ia menjelaskan, membakar sampah plastik haruslah dalam skala industri atau menggunakan alat yang tertutup rapat. Tidak seperti yang dilakukan oleh ibu rumah tangga yang membakar sampah di halaman rumah.
“Secara individu, di rumah tidak bagus. Jadi kalau tetangga bakar karet, ibu bagaimana, protes nggak? Bukan main baunya. Juga ada racun,” ujarnya.
Yang menjadi penyebab efek rumah kaca katanya adalah dengan melakukan pembakaran yang tidak terstruktur dan secara bebas.
Ia melanjutkan, kalau misalkan pembakaran dalam skala industri, tidak dipungkiri memang tetap menghasilkan gas yang berbahaya. Namun, gas berbahaya itu bisa ditangkap dengan penyemprotan air dan basa.
“Supaya keluar tidak berbahaya, jadi tidak ada hujan asap, dan tidak ada racun lain,” tuturnya.
Selain cepat dimusnahkan, sampah plastik yang dibakar, kata Johan, juga bisa menghasilkan daya listrik dari panas pembakaran sampah itu. Di mana satu ton pembakaran sampah bisa membuat daya listirk dua sampai tiga megawatt.
Oleh karena itu, Johan berharap pemerintah untuk mencanangkan pemusnahan sampah plastik dengan membakar skala industri.