Jokowi Belum Putuskan untuk Lanjutkan Proyek Hambalang
Rabu, 30 Maret 2016 - 21:27 WIB
Sumber :
- Tim Komunikasi Presidenn
VIVA.co.id
- Tim audit teknis yang dibentuk Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sudah melakukan pengamatan terkait kondisi tanah di area pembangunan Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON), di Hambalang, Bogor, Jawa Barat.Â
Baca Juga :
Jokowi Ingin Hidupkan Kembali Proyek Hambalang
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mengatakan, untuk mengukur seberapa dalam pergerakan tanah di Hambalang tersebut, dipasang alat yang namanya inclinometer. Ada lima alat yang dipasang.
Pada alat pertama dihasilkan, pergerakan tanah dua milimeter per tahun. Pada alat kedua, pergerakannya delapan milimeter per tahun (0,008 cm).Â
Semenara pada alat ketiga, delapan milimeter per tahun, dan alat yang keempat adalah enam milimeter dan alat kelima, lima milimeter per tahun.Â
"Parameter yang dipakai tentang pergerakan ini, kalau dia di bawah satu setengah meter per tahun itu pergerakannya sangat lambat," ujar Basuki, dalam keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu, 30 Maret 2016.
Dia menjelaskan, kondisi tersebut sedikit lebih baik jika dibandingkan dengan sejumlah tempat di Jakarta, seperti di Pluit, Jakarta Utara.
"Saya coba bandingkan dengan di Pluit. Penurunan tanah di Pluit itu sekitar 12-15 cm per tahun," ujarnya menambahkan.
Dengan situasi tanah seperti itu, posisi bangunan juga sejak didirikan hingga mangkrak sekarang, juga tidak ada pergerakan.
"Kondisi bangunan seluruhnya dalam kondisi tegak dan tidak bergeser. Tidak ditemukan retakan, berarti pada struktur bangunan. Adanya retak rambut masih dalam kategori normal," ujarnya menjelaskan.
Efek tidak dilanjutkannya pekerjaan itu, dia mengungkapkan, karena terjadi degradasi pada struktur bangunan yang terbuka karena oksidasi. Meski demikian, hingga kini Presiden Joko Widodo belum memutuskan apakah proyek itu dilanjutkan atau tidak.
"Beliau (Presiden Jokowi) juga tadi sampaikan di rapat, bahwa beliau tidak mengambil keputusan apa-apa," ujar Basuki.
Untuk itu, pihaknya masih akan melakukan kajian dengan para ahli yang ada di tim teknis itu. Dua pekan ke depan, hasilnya akan dilaporkan lagi ke Presiden Joko Widodo.
Para ahli yang masuk dalam tim itu adalah ahli geologi teknik UI, Paulus Kurniawan, ahli geologi teknik ITB, Mahsur Irsam, ahli struktur bangunan, Bambang Suhendro, ahli struktur bangunan ITB, Bambang Budiono, ahli struktur bangunan ITB, Drajad Budayanto, dan ahli kebencanaan, Surono.
(mus)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Parameter yang dipakai tentang pergerakan ini, kalau dia di bawah satu setengah meter per tahun itu pergerakannya sangat lambat," ujar Basuki, dalam keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu, 30 Maret 2016.