Ilmuwan Ungkap Misteri Hewan Unicorn yang Sebenarnya
- MentalFloss
VIVA.co.id – Unicorn merupakan hewan mitologi yang digambarkan seperti kuda dengan dahi memiliki tanduk. Baru-baru ini ilmuwan mengklaim telah mendeteksi keberadaan hewan misterius tersebut.
Berdasarkan temuan para ilmuwan, unicorn ternyata sudah berkelana di Bumi ribuan tahun lalu. Ilmuwan yang berasal dari Tomsk State University mengaku telah berhasil mengungkap kehidupan hewan legenda itu. Hewan tersebut memiliki nama latin Elasmotherium Sibiricum atau mereka menyebutnya unicorn Siberia.
Mereka menemukan kerangka unicorn Siberia ini di wilayah Pavlodar, sekitar timur laut Kazakhstan. Untuk mendeteksi jenis dan usia hewan ini, ilmuwan menggunakan teknik penanggalan radiokarbon dengan tanggal spesimen sekitar 29.000 tahun lalu.
Sebelumnya, hewan serupa menunjukkan Elasmotherium Sibiricum telah hilang di alam sekitar 350.000 tahun silam.
Sebagaimana dilansir dari Mentalfloss, Rabu, 30 Maret 2016, unicorn Siberia itu tak tampak seperti kuda, seperti yang sudah digambarkan sejak dulu kala mengenai unicorn. Penemuan tersebut lebih condong mengarahkan unicorn mirip dengan hewan badak yang memiliki bulu dengan tanduk besar di dahinya.
Para ilmuwan Tomsk State University ini menggambarkan unicorn Siberia itu memiliki tanduk panjang dan besar. Bahkan, dikatakan mereka, hewan tersebut bila berdiri tegak mencapai 182 cm dan panjang hingga 426 cm. Artinya, itu hampir setara dengan hewan leluhur gajah, yakni mammoth.
Ahli Paleontologi Andrey Shpanski mengatakan, binatang purba itu beredar di kawasan barat daya Siberia sebagai tempat berlindung dan dinilai cocok untuk bertahan hidup di alam liar pada masa tersebut. Berdasarkan hasil penemuan, diduga kerangka unicorn siberia ini berjenis kelamin laki-laki. Namun, untuk sebab kematiannya, mereka belum mengetahuina secara pasti.
Ilmuwan merencanakan untuk mencocokkan dengan hewan mamalia yang telah punah antara 50.000 dan 100.000 tahun yang lalu, supaya misteri keberadaan unicorn Siberia dapat terungkap dengan jelas. Diharapkan, kecocokan hewan yang hidup di zaman yang seumuran akan memberikan pemahaman tentang kondisi lingkungan dan sebab kematiannya.