Ilmuwan Mungkinkan Deteksi Diabetes Lewat Keringat

Ilustrasi cek kolesterol.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id – Umumnya, untuk mengukur kadar gula pada penderita diabetes adalah melalui darah. Kini, seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, mendeteksi kadar gula dimungkinkan melalui keringat.
 
Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Nature Nanotechnology, seperti dilansir Mental Floss, Selasa, 29 Maret 2016. Riset ini diprakarsai oleh para ilmuwan dari MIT Technology Review.

Hari Kesehatan Nasional, Catatan PB IDI: Permasalahan di Indonesia Sangat Kompleks dan Beragam

Para ilmuwan menjelaskan bahwa alat pendeteksi kadar gula melalui keringat dimungkinkan berkat bantuan selembaran kertas tipis berbasis Grafena. Grafena merupakan material paling tipis di dunia, tapi kuat melebihi baja. Ukurannya pun ringan karena alat ini disusun satu lapis atom, berbentuk transparan dan fleksibel.
 
Caranya, cukup dengan menempelkan ke kulit yang berkeringat, kemudian alat tipis itu akan membaca. Jika kadar glukosa meningkat, alat itu otomatis akan melepaskan insulin atau metformin tepat di bawah kulit.
 
“Ini adalah pertama, sistem epidermal loop tertutup yang memiliki monitoring dan pengiriman obat diabetes noninvasif langsung ke subjek,” ujar penelitinya, Roozbeh Ghaffari.
 
Selain itu, situs Ars Technica menyebut, alat berbasis Grafena itu dilengkapi dengan pemancar data nirkabel untuk mengirimkan data lebih detail ke smartphone.
 
Untuk saat ini, alat tersebut belum bebas dijual di pasaran. Peneliti masih terus mengembangkan agar alat itu bekerja dalam segala kondisi. Sebab, Ars Technica menyatakan, alat itu kurang efektif berfungsi ketika kondisi cuaca dingin.

"Alat sangat bergantung pada pemantauan keringat,” tulis situs tersebut.
 
Selain mendeteksi kadar gula, alat tersebut juga mengandung sensor yang dapat mendeteksi suhu, kelembapan, dan pH.

Benarkah Kolesterol Tinggi dan Asam Urat Sebabkan Kanker Pankreas?
ilustrasi perut rata, perut buncit, diet

Mengenal Diet Autofagi yang Disarankan Dokter! Turunkan BB, Cegah Kanker Hingga Jaga Kesehatan Jantung

Dijelaskan, dr. Todung, diet autofagi sendiri adalah diet dengan dua kali makan dalam satu hari yakni pada pukul 12.00 dan pukul 18.00.

img_title
VIVA.co.id
13 November 2024