Inpex Siap Gandeng Pertamina Garap Blok Masela
Kamis, 24 Maret 2016 - 20:28 WIB
Sumber :
- bpmigas.go.id
VIVA.co.id - Â PT Pertamina menyatakan bahwa salah satu 'penguasa' blok Masela, Inpex Corporation, telah membuka peluang perusahaan minyak dan gas tersebut untuk bergabung dalam proyek pembangunan kilang gas alam cair (LNG) di Masela itu.
Baca Juga :
Pertamina Pelajari Rencana PLN Caplok PGE
Direktur Utama PT Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, melalui Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), perseroan telah melakukan pembicaraan dengan Inpex untuk mempelajari kondisi blok Masela.
Â
Baca Juga :
Dapat Arahan Menteri BUMN, PLN Bakal Caplok PGE
"Inpex sudah memberikan kesempatan, karena selama ini Pertamina tidak ada di sana. Mulai ada lampu hijau, karena sudah ada pertemuan," kata Dwi saat ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Jakarta, Kamis 24 Maret 2016.
Â
Dwi mengungkapkan, alasan utama pihaknya ingin berpartisipasi dalam proyek ini karena melihat potensi besar yang bisa dihasilkan. Apalagi, Presiden Joko Widodo beberapa waktu yang lalu juga menekankan bahwa pemanfaatan proyek itu harus dirasakan oleh Indonesia sendiri.
Â
Dalam empat sampai lima bulan ke depan, Pertamina akan fokus mengumpulkan data-data blok Masela. Setelah itu, perseroan akan membicarakan mengenai porsi kepemilikan produksi dan eksplorasi yang sebelumnya telah diajukan sebesar 20 persen.
Â
"Kami akan bicara lebih lanjut kepada existing operator (operator yang sudah ada), baik Inpex atau Shell berapa persen Pertamina bisa diberi kesempatan," kata dia.
Â
Dwi pun berharap rencana ini bisa rampung sebelum kontrak kedua kontraktor tersebut berakhir pada 2028 mendatang. Namun, hal ini akan tetap bergantung pada Inpex maupun Shell selaku eksekutor utama. "Kami mengharapkan demikian (bisa masuk sebelum 2028)," ujarnya.
Â
Â
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Dalam empat sampai lima bulan ke depan, Pertamina akan fokus mengumpulkan data-data blok Masela. Setelah itu, perseroan akan membicarakan mengenai porsi kepemilikan produksi dan eksplorasi yang sebelumnya telah diajukan sebesar 20 persen.