Intip Bisnis Express dan Blue Bird Setelah Ada Uber dan Grab
- ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
VIVA.co.id - Sejak munculnya aplikasi taksi online, Uber dan Grab, kinerja keuangan taksi-taksi konvensional seperti Blue Bird dan Express mengalami penurunan.
Aplikasi pemesanan taksi online mulai ramai digunakan di warga kota-kota besar Indonesia sejak April 2015.
Kemudahan dan harga yang jauh lebih murah, membuat pengguna beralih menggunakan armada kendaraan yang menggunakan aplikasi pemesanan online tersebut. Tarif Uber dan Grab lebih murah lebih dari 30-50 persen dari tarif taksi konvensional per kilometer.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, pertumbuhan pendapatan PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) per September 2015, hanya naik 41 persen dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Padahal, sebelumnya pada Juni 2015, pertumbuhan pendapatan TAXI melejit 107 persen.
TAXI melaporkan penurunan laba bersih sebesar 89,84 persen pada kuartal III 2015 menjadi Rp11,08 miliar dibandingkan Rp109,04 miliar, atau Rp51 per saham pada periode yang sama 2014.
Namun, perusahaan mengklaim, hal ini disebabkan oleh kenaikan bahan bakar minyak dan kenaikan gaji, sehingga menyebabkan laba kotor perseroan menurun 15,41 persen menjadi Rp235,92 miliar dibandingkan Rp278,91 miliar pada periode yang sama 2014. Laba kotor tersebut didapat dari pendapatan pokok dikurangi beban pokok perseroan.
Sementara itu, Blue Bird mencatat, pendapatan hingga kuartal III-2015 hanya naik 17,23 persen dari Rp3,44 triliun menjadi Rp4,03 triliun. Pertumbuhan ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan pertumbuhan kuartal sebelumnya sebesar 108 persen.
Adapun laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh 16,43 persen dari Rp537,14 miliar ke posisi Rp625,42 miliar. (asp)
Tarif Taksi Bakal Turun Rp1.000
Sementara argo taksi per kilometer turun dari Rp4.000 menjadi Rp3.800.
