Tertekan Harga Komoditas, Rupiah Diprediksi Kembali Melemah

Ilustrasi uang rupiah.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma

VIVA.co.id - Perdagangan transaksi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hari ini, Selasa, 22 Maret 2016, diperkirakan berpeluang melanjutkan pelemahan seiring dengan ekspektasi menguatnya dolar AS.

 
"Laju rupiah yang kembali mengalami pelemahan memberikan kejelasan arah akan adanya peluang pelemahan lanjutan," kata Analis NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada, di Jakarta, kepada VIVA.co.id.
 
Apalagi, kata Reza, laju harga komoditas masih dalam tren melemah sehingga tekanan terhadap rupiah pun kian besar. 
 
"Belum lagi berbalik melemahnya sejumlah harga komoditas membuat laju dolar AS makin memiliki peluang untuk kembali menguat dan tentu saja berimbas pada pergerakan mata uang lainnya. Tak terkecuali rupiah," ucapnya.
 
Asumsi Pertumbuhan Ekonomi 5,2 Persen Dinilai Sulit Dicapai
Dari global, Reza melanjutkan, selain imbas pelemahan harga kontrak global seiring laporan kenaikan pasokan tembaga di Shanghai Futures Exchange dan pasokan minyak mentah mingguan Amerika Serikat, juga disertai melemahnya sejumlah bursa keuangan global sehingga pelaku pasar cenderung mencari aset lainnya, yang tidak lain dolar AS.
 
Penguatan Rupiah Dihantui Sentimen Negatif Ekonom Global
"Kekhawatiran kami pun terjadi, di mana rupiah berbalik melemah dan bahkan dapat kembali melanjutkan pelemahannya," ujarnya.
 
Kurang Gesit, Rupiah Masih Sulit Menguat
Dia memperkirakan, nilai mata uang Garuda terhadap dolar milik Paman Sam akan bergerak di kisaran Rp13.154-13.172.
Uang rupiah.

Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global

Aksi damai 4 November tidak terlalu pengaruhi pergerakan rupiah.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016