Penurunan BI Rate Dinilai Terlalu Cepat

Logo Bank Indonesia.
Sumber :
  • REUTERS/Darren Whiteside/Files

VIVA.co.id - Bank Indonesia dalam tiga bulan pertama di tahun 2016 telah menurunkan tingkat suku bunga acuannya (BI Rate) sebesar 75 basis poin. Demi menggeliatkan kembali perekonomian dalam negeri, saat ini, posisi BI Rate berada di level 6,75 persen.

Chief Economist Bank Mandiri Anton Gunawan meminta bank sentral tidak terlalu gegabah dalam menentukan kebijakan moneternya. Meskipun hal itu dipercaya bakal kembali meningkatkan pertumbuhan ekonomi domestik. 
 
"Fokusnya (penurunan suku bunga) sangat terlihat. Tapi jangan terlalu cepat," ujar Anton dalam sebuah diskusi di Universitas Atma Jaya Jakarta, Senin 21 Maret 2016.
 
Anton mengkhwatirkan, akan ada dampak negatif jika bank sentral terburu-buru dalam menetapkan kebijakan moneternya. Apalagi, jika tidak ditopang oleh stimulus pemerintah. Sumber-sumber untuk mencapai pertumbuhan pun tidak akan terakselerasi secara optimal.
 
"Saya khawatir kalau ada crowding out (Efek kebijakan fiskal terhadap kegiatan ekonomi). Kecuali kalau sudah ada tanda-tanda crowding in dari goverment spending untuk private investment. Kepercayaan investasi sudah dimulai," kata dia
Bank Mandiri Terima Setoran Negara Rp324,6 Triliun
 
Hal senada turut diungkapkan oleh Rektor Universitas Atma Jaya Agustinus Prasetyantoko. Menurut ekonom itu, bank sentral harus tetap melihat implikasi dari kebijakan moneter yang ditetapkan.
Ini Indikator Sebuah Bank Berkategori Sistemik
 
Sehingga nantinya, imbas positif dari kebijakan tersebut bisa terasa. "BI Rate tentu menjadi benchmark rate yang lain. Tapi tidak bisa terlalu cepat, karena bisa berdampak pada stabilitas makro, khususnya sektor keuangan," tuturnya.
Jokowi Geram Bunga Pinjaman Masih Tinggi
 
proses penghitungan uang di bank

Bank Mandiri Jadi Penyalur Investasi Asing ke Daerah

Bank Mandiri ingin menjadi gateway penampung modal asing.

img_title
VIVA.co.id
9 Agustus 2016