Pakai Gas Pipa Lebih Hemat 30 Persen dari Elpiji
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA.co.id - Sebanyak 8.000 sambungan rumah (SR) di Kota Prabumulih, Sumatera Selatan (Sumsel), telah menikmati gas bumi yang diresmikan penggunaannya tahun 2013. Masyarakat mengaku senang dan amat terbantu dengan adanya jaringan distribusi gas bumi untuk rumah tangga karena harganya murah dan dapat dipakai kapan pun. Kegiatan ekonomi yang menggunakan gas bumi pun berjalan lancar.
"Enak pakai gas bumi, bisa terus jualan. Dulu kami pakai kayu bakar dan elpiji tiga kilogram. Kadang sedang memasak, kayu atau gasnya habis terpaksa harus cari dulu dan belum tentu dapat," ujar Yati, warga RT 03/07, Kelurahan Wonosari, Prabumulih, seperti dikutip dari situs Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral di Jakarta, Senin 21 Maret 2016.
Yati, yang biasanya mengeluarkan Rp300 ribu untuk membeli elpiji, saat ini paling banyak membayar penggunaan gas bumi Rp200 ribu atau hemat sekitar 30 persen.
Sebelum menggunakan gas bumi, ketersediaan bahan bakar dan elpiji merupakan salah satu kendala Yati yang sehari-hari berdagang nasi uduk dan gorengan. Dia menceritakan, agar dagangan dapat siap dijual pada pagi hari, dia mulai memasak pada malam hari.
Kerap kali, kegiatan memasaknya terganggu lantaran kehabisan kayu bakar atau elpiji dan harus menunggu esok pagi untuk membelinya. Terkadang Yati harus gigit jari karena tidak berhasil memperoleh kayu bakar maupun elpiji.
"Kadang-kadang kami sudah cari ke sana kemari, tak dapat (kayu bakar atau elpiji). Jadi tak bisa dagang dan makanan yang belum matang itu jadi mubazir," keluhnya.
Hal senada juga dikemukakan Gunawan Kamil, tetangga Yati yang membuka toko kecil di rumahnya. Sebelum menggunakan gas bumi, sesekali ia mengalami kesulitan mencari elpiji untuk memasak. Apalagi jika sedang langka, harganya menjadi mahal.
"Harga bisa hampir dua kali lipat. Tapi terpaksa dibeli untuk memasak. Sekarang sih mau langka, tidak masalah," kata Gunawan dengan nada senang.
Jika sebelum menggunakan gas bumi Gunawan harus mengeluarkan uang sekitar Rp 200 ribu-250 ribu per bulan untuk membeli elpiji, maka kini ia hanya perlu membayar separuhnya atau sekitar Rp100 ribu.
Manfaat gas bumi yang bersih, juga semakin membuat warga senang. Tak ada lagi panci atau penggorengan yang hitam pekat akibat terkenal asap kayu bakar.
"Mencuci kuali dan panci jadi gampang. Dulu kan warnanya hitam sekali, menggosoknya juga harus keras supaya bersih," ujar Yati.
Selama hampir tiga tahun menggunakan gas bumi untuk rumah tangga, baik Yati maupun Gunawan tidak mengalami kesulitan. Pembayaran dapat dilakukan dengan mudah di bank daerah di kota tersebut. "Petugas sudah pesan, kalau ada apa-apa (masalah) lapor saja. Bayarnya juga gampang di Bank Sumsel. Seperti bayar listrik saja," tutup Yati.