Utang Luar Negeri Indonesia Rp4.034 Triliun

Seorang petugas memperlihatkan pecahan dolar AS yang akan ditukarkan di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id - Utang luar negeri Indonesia pada akhir Januari 2016, bertambah 2,2 persen menjadi US$308 miliar, atau setara Rp4.034 triliun dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.

Namun, melambat 5,8 persen dibandingkan posisi utang luar negeri pada bulan sebelumnya, yakni Desember 2015.
 
"Perlambatan pertumbuhan ini, terutama didorong oleh perlambatan utang luar negeri sektor publik dan penurunan utang luar negeri sektor swasta," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Tirta Segara di Jakarta, dikutip dalam keterangan tertulisnya, Senin 21 Maret 2016.
 
Tirta memerinci, utang luar negeri jangka panjang tumbuh 4,8 persen secara year on year (yoy) dan lebih rendah dibandingkan pertumbuhan utang luar negeri pada Desember 2015 yang sebesar 8,6 persen. 
 
Sementara itu, utang luar negeri jangka pendek, turun 12,7 persen secara yoy.
 
Berdasarkan kelompok peminjam, perlambatan pertumbuhan utang luar negeri pada Januari 2016, terjadi pada utang luar negeri sektor publik maupun utang luar negeri sektor swasta. 
 
Utang luar negeri sektor publik tumbuh melambat menjadi 5,7 persen (yoy) dari 10,2 persen (yoy) pada Desember 2015, sedangkan utang luar negeri sektor swasta turun 0,7 persen (yoy), setelah pada Desember 2015 tumbuh sebesar 2,2 persen (yoy).
 
"Dengan perkembangan tersebut, posisi utang luar negeri sektor publik sebesar US$143,4 miliar, atau 46 persen dari total utang luar negeri dan utang luar negeri sektor swasta sebesar US$164,6 miliar, atau 53,4 persen dari total utang luar negeri," kata dia.
 
Tirta melanjutkan, berdasarkan jangka waktu asal, posisi utang luar negeri Indonesia didominasi oleh utang luar negeri berjangka panjang, yaitu 87,4 persen dari total utang luar negeri. 
 
Angkanya pun sebesar US$269,1 miliar, yang terdiri atas utang luar negeri sektor publik sebesar US$140,7 miliar dan utang luar negeri sektor swasta sebesar US$128,4 miliar. 
 
Adapun, utang luar negeri jangka pendek sebesar US$38,9 miliar dan memegang share 12,6 persen dari total utang luar negeri.
 
"Utang ini terdiri dari utang luar negeri sektor swasta sebesar US$36,2 miliar dan utang luar negeri sektor publik US$2,7 miliar," kata dia.
 
 
Konsumsi Masyarakat Cenderung Melemah Walau Ekonomi Tumbuh
Sementara itu, menurut sektor ekonomi, Tirta melanjutkan, utang luar negeri swasta pada akhir Januari 2016, terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas dan air bersih. 
 
BPS: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III akan Membaik
Pangsa utang luar negeri keempat sektor tersebut terhadap total utang luar negeri swasta, mencapai 76,2 persen. 
 
Asumsi Pertumbuhan Ekonomi 5,2 Persen Dinilai Sulit Dicapai
Dibandingkan dengan bulan sebelumnya, pertumbuhan tahunan utang luar negeri sektor keuangan, industri pengolahan, dan listrik, gas dan air bersih, melambat. Sementara itu, pertumbuhan tahunan utang luar negeri sektor pertambangan mengalami kontraksi yang lebih dalam.
 
Tirta mengatakan, BI melihat perkembangan utang luar negeri Januari 2016 masih cukup sehat, namun terus mewaspadai risikonya terhadap perekonomian. 
 
Ke depan, Bank Indonesia akan terus memantau perkembangan utang luar negeri, khususnya utang luar negeri sektor swasta.
 
"Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keyakinan bahwa utang luar negeri dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas makro ekonomi," kata dia. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya