Ketua DPR Minta Satukan Tiga Perpustakaan di Senayan
VIVA.co.id – Wakil Ketua Badan Pengkajian MPR RI, TB Soemandjaya membuka Bicara Buku Bersama Wakil Rakyat di Perpustakaan MPR yang membahas Penguatan Kelembagaan Wujud Pengabdian tulisan Marzuki Alie, Ketua DPR Periode sebelumnya.
Hadir sebagai pembahas dalam acara ini adalah Ketua DPR RI Ade Komaruddin, Anggota DPR Viva Yoga dan sejumlah pejabat pemerintahan, pustakawan dan 200 mahasiswa dari Perguruan Tinggi Bhayangkara dan Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintahan.
Dalam kesempatan itu Ade Komarudin menyinggung adanya keberadaan perpustakaan MPR, DPR dan DPD yang terpisah. “Ketiga perpustakaan sepatutnya cukup satu saja dan harus dikelola oleh orang yang berkompeten seperti yang saya rasakan dalam acara bicara buku ini,”ujarnya, di Jakarta, Jumat 18 Maret 2016.
Kepala Perpustakaan MPR secara sungguh-sungguh mengenali fungsi perpustakaan masa kini bagi parlemen dan khalayak. Karena itu kita tidak akan kesulitan mencari pengelola perpustakaan yang akan disatukan tersebut.
Pada bagian lain Ade Komarudin mengakui bahwa fungsi partai politik (parpol) sebagai pilar demokrasi sampai sejauh ini belum maksimal. Karena itu, dirinya memaklumi jika saat ini ada sejumlah pihak yang melakukan upaya deparpolisasi atau meniadakan peran parpol.
“Saya tidak marah kalau ada orang melakukan deparpolisasi,” kata Ade.
Menurutnya, deparpolisasi tidak bisa disalahkan ke orang yang menggiring opini itu. Justru parpol sendiri yang harus instropeksi soal rekrutmen, kedisiplinan termasuk soal politik uang.
Dalam kesempatan itu, Akom menilai ketika Marzuki Alie memimpin DPR sebagai suatu Vini Vidi Vici, artinya ‘dia datang, bertanding dan menang’. “Karena dia mencalonkan diri sebagai anggota dewan, kemudian menang dan menjadi ketua DPR,” ujarnya lagi.
Namun Akom juga merasa salut dan bangga atas prestasi yang ditorehkan oleh Marzuki dalam karir politiknya. Bahkan kehebatannya (Marzuki) itu saat ini dituangkan ke dalam sebuah buku, dimana hal ini patut untuk dicontoh dan dipelajari semua orang yang ingin menjadi politisi.
“Sekali lagi saya menyambut baik kehadiran buku ini, penguatan kelembagaan adalah legacy Pak Marzuki Alie dan legacy ini tentu harus diteruskan oleh penerusnya. Saya sangat kagum bahwa pemimpin kita dapat mewariskan pemikiran yang dialaminya. Saya boleh merasa iri, dan akan mencontoh sikap beliau ini kemudian hari,” ujar Akom sudah menjadi anggota DPR selama lima periode ini. (rin)