Cara Kerja Teknologi BPPT Ubah Air Tercemar Jadi Siap Minum

Krisis air bersih membuat warga secara sembarangan mengonsumsi air, yang bisa jadi tercemar bakteri e-coli.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman

VIVA.co.id – Pusat Teknologi Lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), melalui tim Air Bersih dan Sanitasi menemukan teknologi yang bisa mengubah air yang telah tercemar menjadi .
 
Diketahui, teknologi tersebut dinamakan dengan Biofilter dan Ultrafilter. Penelitian kedua teknologi itu sebenarnya telah dimulai sejak 2000 hingga sekarang. Peneliti utama Pusat Teknologi Lingkungan BPPT, Nusa Idaman Said menjelaskan kerja kedua proses tekologi.
 
Nusa mengatakan untuk Biofilter, teknologi pengubah ini menggunakan mikroba. Dijelaskan mikroba tersebut bekerja selama sehari, jika polutan dalam air yang tercemar begitu kuat.
 
“Media (tumbuh mikroba) berbentuk sarang tawon, terbuat dari plastik. Caranya dimasukkan ke dalam reaktor, kasih udara. Kalau dilewatkan air yang ada limbahnya, dia (mikroba) akan menguraikan limbah itu,” jelas Nusa kepada VIVA.co.id di Gedung BPPT, Jakarta, Kamis 17 Maret 2016.
 
Nusa menambahkan, jika air yang digunakan bukan untuk konsumsi, cukup dengan penyaringan Biofilter saja. Namun, jika ingin dikonsumsi, maka dilanjut dengan penyaringan dengan teknologi Ultrafilter.
 
Teknologi Ultrafilter ini bekerja dengan penyaringan yang sangat kecilnya, yakni dengan membran yang lubangnya sebesar 0,01 mikron. Tak cukup sampai di situ, jika minuman siap ‘saji’, maka penyaringan lanjut pun dibutuhkan, yakni menggunakan proses Reverse Osmosis (RO).
 
“(Besar lubang) 0,001 mikron untuk RO. Jadi butuh tenaga yang lebih besar untuk mendorong (air)” katanya.
 
Dari ketiga proses, Biofilter memiliki kapasitas dalam reaktor dengan muatan hingaa 100 meter kubik, begitu juga dengan proses Ultrafilter. Sementara RO, yang mengubah air jadi siap saji, hanya bermuatan 10 ribu liter saja.
 
Diketahui, sebelumnya, Pusat Teknologi Lingkungan BPPT, mendapat suntikan dana dari luar negeri untuk mengembangkan alat Biofilter, Ultrafilter dan RO.
 
“Jika dibeli, Ultrafilter Rp400-an juta, RO lebih mahal, Rp450 jutaan,” ungkapnya.

Studi Baru Ungkap 4,4 Miliar Orang di Dunia Tidak Punya Akses ke Air Minum Aman