Rupiah Tak Terbantu Data Neraca Perdagangan

Ilustrasi mata uang.
Sumber :
  • ANTARA/Rivan Awal Lingga

VIVA.co.id - Melemahnya mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan kemarin, kemungkinan akan berlanjut pada transaksi perdagangan hari ini, Rabu 16 Maret 2016. 

Analis NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan, laju dolar tersebut tampaknya memanfaatkan momen jelang pertemuan rapat The Fed, sehingga diperkirakan akan bergerak menguat dan berimbas pada melemahnya laju rupiah.
 
"Apalagi laju rupiah telah menguat dalam beberapa hari terakhir, sehingga peluang tren pembalikan arah berpeluang lebih besar," ujarnya di Jakarta.
 
Reza juga mengatakan, laju dolar kembali mengalami kenaikan di tengah penantian pelaku pasar terhadap langkah selanjutnya dari European Central Bank (ECB) sehingga membuat laju Euro sedikit tertekan. Rupiah kini berbalik melemah setelah menguat dalam beberapa hari terakhir.
 
"Harapan laju rupiah menuju level resistance (batas atas) di Rp13.000 an per dolar tidak terwujud, dimana berbalik melemah seiring terlibas oleh penguatan laju dolar," tuturnya.
Asumsi Pertumbuhan Ekonomi 5,2 Persen Dinilai Sulit Dicapai
 
Ia menjelaskan, pelaku pasar di perdagangan valuta asing terlihat melakukan aksi profit taking sama seperti di pasar ekuitas di mana keadaan seperti ini kembali dijadikan momentum oleh para investor.
Penguatan Rupiah Dihantui Sentimen Negatif Ekonom Global
 
Meski dirilisnya Neraca Perdagangan Indonesia yang surplus bahkan di atas ekspektasi konsensus namun, kata Reza, data ekonomi tersebut belum mampu untuk menahan pelemahan rupiah.
Kurang Gesit, Rupiah Masih Sulit Menguat
 
"Tetap cermati sentimen yang ada. Pergerakan rupiah hari ini berada di kisaran Rp13.100 hingga 13.079 per dolar AS," ujarnya.
Uang rupiah.

Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global

Aksi damai 4 November tidak terlalu pengaruhi pergerakan rupiah.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016