Peraih Nobel Kesehatan Pesimistis Teknologi Kanker Warsito

Barry James Mashall, peraih Nobel Kesehatan usai mengisi seminar di Kedubes Australia, Selasa (15/03/2016).
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mitra Angelia

VIVA.co.id - Peraih Nobel Kesehatan, Barry James Marshall, yang membidangi penyakit kanker perut sedikit mengomentari soal penemuan teknologi Electro-Capacitive Cancer Therapy (ECCT) untuk terapi kanker oleh Warsito Purwo Taruno. Komentar itu disampaikan seorang dokter ahli kanker Australia itu di sela-sela kunjungannya ke Indonesia.
 
Kepada VIVA.co.id, Marshall mengakui tidak mengetahui siapa itu Warsito. Padahal penemu teknologi antikanker Indonesia itu namanya sudah menggema di internasional. Teknologi ECCT Warsito bekerja membunuh sel kanker dengan paparan listrik yang kecil.
 
Nah, membahas soal teknologi terapi kanker dengan cara memanaskan, menurut Marshall adalah cara yang bagus. Tapi, sayangnya cara itu tak bisa menyembuhkan kanker begitu saja.
 
“Seperti yang kita tahu, satu kanker bisa menyebar ke mana saja, dan itu cukup susah untuk disembuhkan dengan dipanaskan,” kata dokter kelahiran Australia bagian barat itu di Kedutaan Australia, Jakarta, Selasa 15 Maret 2016.
 
Menurutnya, cara yang efektif adalah dengan membuat vaksin untuk melawan kanker. Cara ini dengan mengambil sedikit sampel kanker, kemudian gen dari sampel diteliti dan diukur ‘kadar’ kankernya. Kemudian, barulah dicari protein yang bisa mengaktifkan sel yang bisa melawan kanker itu.
 
“Seperti menciptakan vaksin khusus untuk kanker ditubuh pasien,” jelasnya.
 
Marshall menambahkan, terkait usia yang terkena kanker, jika penderita kanker masih anak-anak, maka itu lebih mudah disembuhkan, dan sangat sulit pada usia dewasa.
 
“Dewasa punya 30 sampai seratus mutasi kanker, jadi sudah. Tapi teknologi semain baik, dan orang-orang banyak bereksprerimen. Sementara (pada) anak-anak punya mutasi kanker tiga sampai lima, ini bisa dengan kemoterapi beberapa bulan. Karena kemoterapi meracuni seluruh sel kanker dalam tubuh,” ungkap Marshall.
 
Selain vaksin, Marshall mengatakan, dengan kecanggihan teknologi saat ini, ia yakin dalam beberapa tahun ke depan, teknologi penyembuhan kanker akan tercipta.

Malangnya Nasib Orang-orang Cerdas di Negeri Ini