IMF Proyeksikan Ekonomi RI Tumbuh 4,9 Persen di 2016
- Reuters
VIVA.co.id - Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan produk domestik bruto (PDB) Indonesia tumbuh 4,9 persen di 2016. Ini naik dibanding 2015 yang tercatat 4,7 persen, dan lima persen di 2014.
Dilansir Reuters, Selasa 15 Maret 2016, IMF menyatakan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mengalami sedikit percepatan di 2016, setelah melambat selama beberapa tahun. Hal ini didukung tingginya belanja investasi publik dan meningkatnya sentimen terhadap reformasi ekonomi Indonesia.
IMF juga menyatakan Indonesia telah "menavigasi dengan aman" tantangan-tantangan yang disebabkan oleh jatuhnya harga komoditas, dan perlambatan pertumbuhan ekonomi Tiongkok. Akan tetapi IMF juga memperingatkan hasilnya mungkin masih bisa memburuk.
"Risiko terhadap prospek ke sisi negatifnya, terutama dari faktor eksternal. Termasuk kondisi keuangan global yang lebih bergejolak, perlambatan ekonomi yang lebih dalam dari yang diharapkan di pasar negara berkembang, dan penurunan lebih lanjut harga komoditas. Ini membutuhkan kewaspadaan lanjutan dari para pembuat kebijakan," kata IMF.
Lembaga itu melihat prospek pertumbuhan ekonomi jangka menengah lebih menguntungkan, didorong oleh grafik Jakarta mengarah pada pertumbuhan lebih inklusif, dan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan stabilitas sistem keuangan.
Dewan Eksekutif IMF mengatakan bahwa kebijakan moneter ketat Indonesia 2015 telah membantu untuk mengukuhkan ekspektasi inflasi. Inflasi diharapkan akan tetap pada target tiga sampai lima persen di 2016. Namun, mereka juga mendesak pendekatan waspada untuk pelonggaran moneter.
IMF pun memuji langkah Indonesia memangkas subsidi energi di 2015, tapi memperingatkan rendahnya harga minyak dapat menyebabkan pendapatan pemerintah menjadi di bawah target. IMF menyarankan pemerintah melakukan langkah-langkah untuk mendiversifikasi pendapatan, sehingga dapat membiayai infrastruktur dan investasi sosial guna mendongkrak pertumbuhan ekonomi.
Jajak pendapat dilakukan oleh Reuters, menunjukkan bahwa mayoritas analis ekonomi mengantisipasi penurunan kembali suku bunga Bank Indonesia (BI) sebesar 25 basis poin, pada Kamis ini. Sebelumnya BI sudah memangkas suku bunga menjadi tujuh persen. (one)
Â
Â