Bos Lion: Jika Gagal, 'Bandara Lebak' Jadi Peternakan Sapi
Jumat, 11 Maret 2016 - 14:36 WIB
Sumber :
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id - Lion Air Group mengaku masih antusias mengenai rencana pembangunan bandara di Lebak, Banten. Saat ini, perusahaan itu fokus pada proses pembebasan lahan yang ditargetkan seluas 5.000 hektare, agar dapat memiliki kapasitas yang besar.
Baca Juga :
AirAsia Tawarkan Tiket Rp299 Ribu ke Malaysia
Presiden Direktur Lion Air Group, Edward Sirait mengatakan, besarnya kapasitas bandara yang akan dibangun, untuk mengantisipasi peningkatan pengguna transportasi udara di masa depan.
Baca Juga :
Jokowi: Kereta Akan Kurangi Macet di Bandara
"Kalau soal Bandara Lebak, ya kami jalanin dulu aja pembebasan lahannya, kalau tidak bisa bikin bandara kan bisa peternakan sapi, ya kan, sebagai seorang pengusaha kesempatan itu harus selalu ada," Kata Edward di Batam, Jumat 11 Maret 2016.
Edward menambahkan, bahwa dalam dunia bisnis tidak ada yang tidak mungkin. Lion Air, kata dia, bermimpi untuk dapat mewujudkan bandara tersebut paling lambat tujuh tahun mendatang. Dengan kapasitas tampung sebanyak 100 juta penumpang.
"Kami punya konsep bikin empat runway dan bisa capai 100 juta penumpang artinya di masa pada saat ekonominya 75 tahun lagi. Kami targetkan segitu karena kita tidak tahu kan namanya perkembangan (Jumlah penumpang)," tutur dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, bandara yang akan dibiayai oleh Grup Lion Air ini masih terkendala aspek operasional, sebagai syarat mengajukan izin kelayakan pembangunan proyek tersebut.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menilai, bandara ini tidak layak dikembangkan karena memotong beberapa ruang udara bandara yang lokasinya berdekatan.
Salah satunya, menurut Kemenhub, lokasi bandara Lebak sudah digunakan untuk ruang udara Bandara Curug, yakni sebagai lokasi latihan penerbangan dari Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI).
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Kami punya konsep bikin empat runway dan bisa capai 100 juta penumpang artinya di masa pada saat ekonominya 75 tahun lagi. Kami targetkan segitu karena kita tidak tahu kan namanya perkembangan (Jumlah penumpang)," tutur dia.