Gerhana Matahari Total, NASA dan Lapan Teliti Korona

Gerhana matahari total
Sumber :
  • www.lapan.go.id/Odd Høydalsvik

VIVA.co.id – Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menyatakan tidak akan menyia-nyiakan Gerhana Matahari Total (GMT) 2016 yang terjadi hanya di Indonesia ini. Mereka akan bekerja sama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) untuk meneliti proses GMT.

Peneliti NASA menjelaskan, GMT merupakan saat yang cocok untuk meneliti korona matahari, terutama mengenai corona mass ejection (lontaran massa korona). NASA mengatakan, momen GMT dapat digunakan untuk menguji dan mempelajari mengenai suhu matahari.

"Ketika itu, setidaknya dapat diteliti mengenai temperatur dan kecepatan gerak lontaran massa korona. Matahari penting untuk diteliti karena merupakan bahan bakar bagi kehidupan di planet kita," ujar peneliti NASA, Nat Gopalswamy dikutip dari situs Lapan, Selasa 8 Maret 2016.

GMT merupakan peristiwa langka yang begitu istimewa, terutama saat ini. Seperti diketahui, GMT kali ini hanya terjadi di Indonesia dan butuh waktu sampai 350 tahun lagi untuk terjadi pada lintasan yang sama. Maka wajar apabila ilmuwan berbagai negara, termasuk NASA, berduyun-duyun datang ke Indonesia untuk mengamati proses GMT.

GMT yang akan terjadi pada 9 Maret 2016 ini merupakan peristiwa yang tidak terjadi secara reguler. GMT akan dialami oleh 12 provinsi di wilayah Indonesia. Peneliti Lapan, Emanuel Sungging mengatakan secara ilmiah, GMT nanti terjadi di wilayah tropis dengan kondisi atmosfer yang cenderung stabil sehingga dapat dilihat dengan lebih baik.

Disampaikan Emanuel, fenomena alam ini tidak akan dilewatkan begitu saja oleh Lapan. Lembaga pemerintah nonkementerian ini menyatakan akan mengamati di 12 provinsi yang dilintasi oleh GMT.

"Di Palembang, Lapan akan meneliti mengenai atmosfer sekaligus memberikan edukasi kepada publik. Pengamatan GMT bersama juga akan dilakukan di Palangkaraya dan Parigi Muotong, Sulawesi Tengah," katanya.

Kemudian pengamatan juga dilakukan di Ternate, Maluku Utara. Di sini Lapan akan meneliti mengenai geomagnetik dan gravitasi. Tujuannya yaitu untuk mengetahui efek GMT terhadap geomagnetik di ekuator, menghitung defleksi atau penyimpangan arah cahaya dan massa matahari, serta untuk edukasi publik.

Sebentar Lagi Indonesia Alami Fenomena Ekuiluks

Di Maba, Halmahera Timur, Maluku Utara, Lapan akan meneliti photometrical flattening index korona dan spektroskopi garis emisi korona. Sedangkan di Manado, Sulawesi Utara, Lapan akan meneliti mengenai gelombang gravitasi.

Mengenai kolaborasi Lapan dan NASA dalam GMT dilakukan di Maba Halmahera Timur, Maluku Utara. Lokasi tersebut dipilih karena merupakan wilayah paling timur di wilayah Indonesia yang mengalami GMT dan berada di tengah jalur totalitas gerhana.

Puncak Hujan Meteor Quadrantid Terjadi Sebelum Subuh

"Iklim di wilayah tersebut juga mendukung karena memiliki lebih sedikit tutupan awan dan hujan dibandingkan di wilayah lain yang dilintasi GMT kali ini. Dengan demikian, pengamatan di daerah ini diharapkan dapat memberikan hasil yang terbaik untuk penelitian," kata Sungging.

Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Bisa Dihuni Manusia, Ini 10 Fakta Stasiun Luar Angkasa ISS

Fakta Stasiun Luar Angkasa ISS 'International Space Station' adalah proyek konstruksi multi negara yang merupakan struktur tunggal.

img_title
VIVA.co.id
15 Maret 2022