Nuklir Bisa Gantikan Listrik Saat Gerhana Matahari Total

Gerhana Matahari Total
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id - Kepala Badan Teknologi Nuklir (Batan), Djarot Sulistio Wisnubroto, mengatakan fenomena Gerhana Matahari Total (GMT) bisa berdampak pada pasokan listrik yang menggunakan panel surya (solar cell).
 
Dampak GMT pada pasokan listrik sudah dirasakan negara Eropa saat GMT pada 20 Maret 2015. Saat itu saat cahaya sang surya tertutup beberapa saat, sehingga mempengaruhi pasokan ke solar cell.

Gerhana Matahari, Ini Tanggapan Donny Alamsyah

Untungnya, Eropa saat itu sudah mengantisipasi fenomena itu. Beberapa jam sebelum GMT, setahun lalu, negara Eropa sudah menyiapkan cadangan listrik. Hasilnya aktivitas perkantoran maupun penerangan rumah terus berjalan saat GMT.

Dalam konteks cadangan listrik saat GMT, Djarot mengatakan, energi nuklir bisa dijadikan sebagai salah satu cadangan bahan pembangkit listrik.
 
“Solusi (pembangkit nuklir) adalah kalau ditargetkan. Indonesia harus Energi Baru Terbaharukan 23 persen tahun 2025, bisa dengan panel surya, panas bumi, angin, itu saja tidak cukup,” ujar Djarot kepada VIVA.co.id di Gedung Batan, Jakarta, Senin 7 Maret 2016.

Namun kendala saat ini, menurut Djarot, Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) hingga kini belum mendapat ‘restu’ dari Presiden Joko Widodo. Presiden masih mengkaji dan menunggu laporan seberapa kemampuan nuklir dalam menghasilkan listrik.
 
“Pak Jokowi sampaikan, data yang lengkap. Kalau kita butuh nuklir segera sampaikan, datanya itu yang mengeluarkan Kementerian ESDM,” ungkapnya.
 
Diketahui, fenomena GMT memang hanya beberapa menit saja, namun fenomena serupa pernah terjadi di Eropa, dan Eropa telah aktif menggunakan solar cell. Ketika GMT tiba, mereka belum mempersiapkan cadangan pembangkit listrik yang lainnya.

Untuk diketahui, ada 12 provinsi yang akan terlintasi oleh GMT ini. Wilayah itu antara lain Sumatera Selatan, Bengkulu, Sumatera Barat, Jambi, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah dan Maluku Utara. (one)