Komisi III: Pemberian Deponering Agak Ganjil

Komisi III Bidang Hukum DPR: Bambang Soesatyo
Sumber :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis

VIVA.co.id – Komisi III DPR menerima masukan Forum Masyarakat Peduli Penegakkan Hukum terkait kebijakan Kejaksaan Agung mengesampingkan perkara atau deponering kasus dua mantan pimpinan KPK yaitu Abraham Samad dan Bambang Widjojanto.

Ketua Jokowi Mania Masuk Partai Golkar?

"Memang pemberian deponering itu agak ganjil sehingga itu menjadi perhatian anggota DPR khususnya Komisi III DPR," kata Ketua Komisi III DPR, Bambang Soesatyo saat menerima FMPPH, di Gedung Nusantara II, Jakarta, Senin 7 Maret 2016.

Ia mengatakan perhatian anggota DPR itu untuk merespon dengan mengajukan hak interpelasi dan hak angket terkait kebijakan Kejaksaan Agung tersebut.

Aburizal Bakrie Dukung Semangat Anak Muda Lalui Pandemi COVID-19

Bambang mengatakan hak interpelasi dan hak angket sesuai Undang-Undang nomor 42 tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD, sepenuhnya menjadi hak anggota.

"Jika ada 25 anggota DPR mengajukan hak interpelasi bisa mendorong hak angket, ini bukan Komisi III tapi hak yang melekat pada anggota," ujarnya.

Gerindra dan Golkar Koalisi Usung BHS di Pilkada Sidoarjo

Anggota Komisi III DPR, Nasir Djamil menilai ada kejanggalan dalam pemberian deponering tersebut dan sejak awal Jaksa Agung menyatakan siap melanjutkan kedua kasus itu ke pengadilan namun faktanya dikeluarkan deponering.

Nasir mengatakan, kedepan perlu dicermati UU Kejaksaan, jangan sampai ada kewenangannya diimplementasikan secara sewenang-wenang.

"Jangan sampai lebih banyak kepentingan politiknya daripada kewenangan hukum," katanya.

Dia meminta Kejagung menjelaskan alasan pemberian deponering itu agar publik tidak bertanya-tanya.

"Apakah ada mandat dari Presiden kepada Jaksa Agung, nanti bisa dilanjutkan hak angket," katanya.

Dia menegaskan, FMPPH mendesak DPR menggunakan hak interpelasi dan hak angket meminta keterangan dan penyelidikan terhadap dua keputusan Jaksa Agung.

Kedua keputusan itu menurut dia, pertama Jaksa Agung mengeluarkan Surat Ketetapan Penghentian Penuntutan (SKPP) atas tersangka Novel Baswedan dan deponering atas tersangka Abraham Samad serta Bambang Widjojanto.

"Kami juga mendesak DPR melakukan revisi UU nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan khususnya pasal 35 huruf c tentang Tugas dan Wewenang Jaksa Agung," katanya. (rin)

Ilustrasi-Pilkada Serentak di Indonesia

Pilkada 2020, Demokrat dan Golkar Sepakat Usung 33 Paslon

Ketum Partai Demokrat AHY menemui Ketum Partai Golkar Airlangga

img_title
VIVA.co.id
26 Juni 2020