Penerimaan Pajak Disebut Jadi Risiko Fiskal Terbesar

Ilustrasi pajak
Sumber :
VIVA.co.id
- Menteri Keuangan, Bambang PS Brodjonegoro, menilai penerimaan perpajakan menjadi satu-satunya risiko fiskal terbesar yang perlu dicermati untuk tahun ini.

Seperti diketahui, pada tahun-tahun lalu, risiko fiskal dalam pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) berasal dari dua sisi, baik dari sisi pendapatan maupun belanja. Dari sisi belanja, risiko fiskal biasanya datang dari subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang besar.

“Penerimaan pajak sekarang adalah satu-satunya risiko fiskal terbesar saat ini. Di masa lalu, kita tahu risiko fiskal terbagi antara pengeluaran melalui subsidi BBM dan penerimaan melalui penerimaan pajak,” jelas Bambang, seperti dikutip pada laman Kementerian Keuangan, Jumat, 4 Maret 2016. 

Dia menjelaskan, dengan telah dihapuskannya subsidi BBM, maka belanja pemerintah menjadi lebih terkendali, dan menyisakan penerimaan perpajakan sebagai satu-satunya risiko fiskal terbesar. Karena itu, menurut Bambang, target penerimaan perpajakan menjadi tantangan yang perlu dicermati.
Menkeu Tegaskan Tak Ada Penghapusan Subsidi Solar

“Kalau di masa lalu kita masih punya excuse, misalkan ada target penerimaan tidak tercapai, biasanya yang dijadikan alasan untuk memperbaiki atau merevisi APBN adalah subsidi yang berlebih. Mulai tahun lalu terutama, dan tahun ini, tidak ada lagi risiko fiskal dari pengeluaran, praktis di sisi pengeluaran semuanya sudah lebih dapat dikendalikan. Yang masih menjadi tantangan adalah dari sisi penerimaan,” urainya. (one)
PTKP Naik, Penerimaan Pajak Berpotensi Hilang Rp18 Triliun
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati disambut meriah para pegawainya

Menkeu Akan Ubah Postur Belanja APBN-P 2016

Penerimaan pajak tahun ini terancam shortfall Rp219 triliun.

img_title
VIVA.co.id
4 Agustus 2016