Hadapi Perdagangan Bebas Eropa, RI Kurang Berani

Aktivitas di Tanjung Priok
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id - Pemerintah sampai saat ini masih dalam tahap proses negoisasi perjanjian perdagangan bebas (Free Trade Agreement/FTA) dalam skema Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dengan Uni Eropa. Pemerintah mengaku masih menghitung untung/rugi yang diterima, jika menjalin kerja sama tersebut.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menegaskan, Indonesia seharusnya bisa lebih berani dalam perundingan FTA dengan Uni Eropa, meskipun ada sejumlah persyaratan dari Uni Eropa yang dianggap berpotensi memberatkan industri dalam negeri.
 
“Mestinya kita berani ambil risiko karena kita tidak bersaing dengan mereka. Beda jika dibandingkan dengan dua kompetitor lain seperti India dan China,” ujar Darmin saat ditemui di kantornya, Jakarta, Kamis 3 Maret 2016.
 
Darmin mengakui, beberapa persyaratan yang dianggap memberatkan di antaranya pembebasan bea masuk sebesar 95 persen pos tarif dan penghapusan atas bea keluar. Permintaan penghapusan ini, berkaca dari mitra dagang Uni Eropa seperti Vietnam yang sudah menerapkan kebijakan tersebut.
 
Ia menekankan perlunya koordinasi intensif antarkementerian/lembaga, agar permasalahan ini bisa segera mencapai titik temu. Mengingat pada April 2016 mendatang, Presiden Joko Widodo akan melakukan lawatan ke beberapa negara Uni Eropa.
Makna Guratan Jokowi di Pembukaan Pameran Lukisan Istana
 
“Kita harus memiliki milestone yang ingin dicapai. Kalau tidak, perundingannya akan berputar-putar dan tidak mencapai target,” kata Darmin.
Golkar Mulai Sosialisasi Jokowi Capres Pemilu 2019
Ilustrasi formulir pajak

Presiden Jokowi Santai UU Amnesty Digugat

"Sudah jadi budaya di Indonesia."

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016