Tanjung Kelayang Akan Dibuat Seperti Nusa Dua Bali
Kamis, 3 Maret 2016 - 07:35 WIB
Sumber :
- ANTARA/M Agung Rajasa
VIVA.co.id - Tanjung Kelayang, Kepulauan Bangka Belitung, telah disetujui untuk dijadikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata. Pemerintah pun membidik KEK itu bisa menyumbang triliunan rupiah untuk pariwisata.
Baca Juga :
Tujuh Hotel dengan Layanan Paling Mewah
Tanjung Kelayang diharapkan dapat menarik 500 ribu wisatawan mancanegara dan berkontribusi pada penerimaan negara di sektor pariwisata hingga USS$500 juta.
"US$500 juta itu, kalau dirupiahkan (kira-kira sebesar) Rp7 triliun," kata Menteri Pariwisata, Arief Yahya, di Hotel Kempinski, Jakarta, Rabu malam 2 Maret 2016.
Arief mengatakan daerah ini nantinya akan dibangun seperti Nusa Dua, Bali. Di sana akan dibangun sarana dan prasarana pariwisata, seperti hotel.
Â
"Mirip dengan Nusa Dua. Tapi, kami bangunnya di lahan seluas 400 hektare," kata eks direktur utama PT Telekomunikasi Indonesia Tbk itu.
Â
Selain itu, ia mengatakan bahwa KEK Tanjung Kelayang ini merupakan KEK yang pertama kali diputuskan sejak dikeluarkannya paket kebijakan ekonomi VI.
Â
"Diharapkan menjadi destinasi tujuan utama (pariwisata)," kata dia.
Â
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengharapkan KEK Pariwisata dapat menarik wisatawan mancanegara untuk tinggal di Indonesia lebih lama sehingga meningkat perekonomian nasional.
Â
"Destinasi wisata harus mampu menahan wisatawan untuk tinggal lebih lama," katanya.Â
Â
Badan pengelola diharapkan tak hanya mampu menjual keindahan alam, tapi juga membuat produk-produk pariwisata yang menarik minat wisatawan. Dikatakan bahwa Tanjung Kelayan punya keunggulan berupa wisata pantai dan pulau-pulau di sekitarnya. Tak hanya itu, daerah ini juga telah memenuhi seluruh persyaratan kelengkapan dokumen sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan KEK.
Â
Â
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Selain itu, ia mengatakan bahwa KEK Tanjung Kelayang ini merupakan KEK yang pertama kali diputuskan sejak dikeluarkannya paket kebijakan ekonomi VI.