Kongres AS: FBI Bodoh Bongkar Keamanan Apple
- Reuters
VIVA.co.id – Perseteruan ‘panas’ Biro Penyelidikan Federal Amerika Serikat (FBI) dan Apple soal sistem keamanan data pada iPhone telah sampai pembahasan di Kongres Amerika Serikat. Terkait hal tersebut, anggota kongres lebih membela Apple dan menyalahkan FBI yang terus ngotot mendapatkan akses untuk membuka sistem keamanan iPhone.
Anggota kongres dari kedua partai secara tajam menantang Direktur FBI, James Comey, yang hadir dalam dengar pendapat di Kongres AS.
Diketahui, sikap ngotot FBI itu terkait dengan penyelidikan data iPhone 5c yang digunakan oleh Syed Rizqan Farook, terdakwa peristiwa bom San Bernardino, Amerika Serikat. Kala itu, Desember 2015, serangan tersebut menewaskan 14 orang.
Permintaan FBI untuk memasuki sistem keamanan perangkat iPhone nantinya, untuk mencari informasi berharga tentang plot teror. Apakah Farook beserta istrinya, Tashfeen Malik, menerima bantuan dari pihak lain yang belum terungkap oleh FBI.
Dikutip dari The Guardian, Rabu 2 Maret 2016, anggota Kongres AS menuding Departemen Kehakiman AS terlalu berlebihan dalam otoritas dan merusak privasi serta keamanan siber.
Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat, John Conyers, mengaku frustrasi dengan cara berpikir FBI. Sedangkan anggota kongres lain dari Partai Demokrat, Zoe Lofgren, mengkritik permintaan FBI untuk membuka keamanan Apple sebagai tugas 'bodoh' yang merusak keamanan siber.
Kritikan senada juga dilontarkan oleh anggota Kongres dari Partai Republik. Misalnya dikutip dari The Verge, anggota kongres dari Partai Republik, Raul Labrdor, menyebutkan kasus FBI tersebut jelas adalah kasus yang buruk.
Sementara Direktur FBI tetap ngotot dengan sudut pandang institusinya. Atas dasar keamanan, seharusnya FBI diberikan jalan yang mulus untuk mengakses data keamanan Apple. Comey bahkan terang menyebutkan enkripsi Apple sebagai penghalang institusinya dalam mengusut kasus tersebut. Dia mengibaratkan, enkripsi seperi anjing penjaga yang galak.
"Kami meminta Apple untuk mengusir anjing penjaga galak dan membiarkan kami untuk mengambil kunci. Mengawasi keamanan publik bukan tugas Apple, tapi tugas kami," kilah bos FBI tersebut.
Dalam kesempatan dengar pendapat itu, Comey juga mengkritik logika enkripsi yang mana membuat riwayat percakapan, dan data menjadi sangat privat dan jauh untuk bisa diakses.
Comey bahkan secara spesifik menepis kabar iPhone terduga teroris itu sudah dibuka dengan memanfaatkan kerentanan pada sistem keamanan iPhone, sebuah trik yang biasanya dilakukan oleh Badan Keamanan Amerika Serikat (NSA).
Direktur FBI itu juga menegaskan bironya telah secara luas berkonsultasi dengan badan hukum lainnya untuk membongkar iPhone tersebut. Tapi kata dia, sejauh ini mereka belum mampu mengamankan tool dan metode apa pun yang akan membongkar keamanan Apple tersebut.
"Jika kami bisa melakukan dengan cepat dan privat, kami akan lakukan itu," kata dia.
Usai penyampaian pendapat oleh FBI, giliran perwakilan Apple yang memberikan pendapatnya atas kasus ‘panas’ tersebut. Di depan anggota Kongres, penasihat umum Apple, Bruce Sewell, membantah beberapa poin yang diajukan oleh Direktur FBI tersebut.
Sewell menyindir sikap FBI yang meminjam tangan pengadilan untuk melumpuhkan sikap ngotot Apple. Dia mengatakan dengan meminta bantuan pengadilan, FBI tampaknya ingin menghindar dari debat sengit dengan Apple dan tidak ingin berhadapan langsung dengan pembuat iPhone tersebut.
"Ini adalah keamanan melawan isu keamanan dan kami meyakini keseimbangan harus disetujui oleh Kongres," ujar dia dikutip dari The Guardian.
Sedangkan laporan The Verge, menyebutkan penasihat Apple itu mengatakan keamanan adalah hak pengguna dan menyebutkan Apple sudah tepat dengan mempertahankan keamanan mereka dari akses penegak hukum.
"Apa yang kami lakukan ini karana kami berpikir melindungi privasi dan keamanan ratusan juta pengguna iPhone adalah langkah yang benar untuk dilakukan," tegas Sewell.
Dengar pendapat yang digelar Kongres AS itu muncul atas tekanan publik agar Kongres betindak atas perang antara FBI vs Apple itu. Ada suara yang mendesak Kongres bertindak baik secara eksplisit dan implisit memberikan kekuasaan surat perintah membongkar iPhone kepada FBI. Awal pekan ini, Kongres telah memperkenalkan Rancangan Undang Undang yang akan membentuk National Commission on Security and Technology Challenges. RUU itu untuk menghindari masalah serupa FBI vs Apple di masa depan.