Ketahui Indikator Bahaya Penyebab Anak Tumbuh Pendek
Rabu, 2 Maret 2016 - 10:38 WIB
Sumber :
- Freewallpaper
VIVA.co.id
- Aplikasi mPosyandu yang baru saja diluncurkan kemarin, Selasa, 1 Maret 2016 memiliki tugas yang cukup berat. Karena aplikasi ini sangat diharapkan bisa banyak membantu meningkatkan kesadaran Ibu hamil agar sejak kehamilan awal, bisa menjaga kondisi kesehatan janin. Hal ini penting dilakukan, salah satunya untuk mencegah anak lahir dalam kondisi berat dan tinggi yang kurang.
Direktur Gizi Masyarakat Kementrian Kesehatan, Doddy Izwardi mengatakan bahwa aplikasi mPosyandu ini penting untuk mengetahui kondisi Ibu hamil sejak awal, sehingga kondisi bayi yang dikandungnya bisa terkontrol sejak dini.
"Ibu hamil ataupun remaja puteri yang telah menikah, biasanya mereka menyadari telah hamil, setelah terlambat menstruasi selama lima minggu. Padahal selama waktu itu bisa terjadi banyak hal, dimana Ibu tidak menyadari dan masih mengkonsumsi makanan yang tidak baik untuk janin," jelasnya, usai acara peluncuran Pos PINTAR Di Wisma Antara, Jakarta.
Baca Juga :
Cara Shahnaz Haque Pilih Pendidikan untuk Anak
Direktur Gizi Masyarakat Kementrian Kesehatan, Doddy Izwardi mengatakan bahwa aplikasi mPosyandu ini penting untuk mengetahui kondisi Ibu hamil sejak awal, sehingga kondisi bayi yang dikandungnya bisa terkontrol sejak dini.
"Ibu hamil ataupun remaja puteri yang telah menikah, biasanya mereka menyadari telah hamil, setelah terlambat menstruasi selama lima minggu. Padahal selama waktu itu bisa terjadi banyak hal, dimana Ibu tidak menyadari dan masih mengkonsumsi makanan yang tidak baik untuk janin," jelasnya, usai acara peluncuran Pos PINTAR Di Wisma Antara, Jakarta.
Kondisi seperti itulah yang menjadi penyebab anak stunting atau bertubuh pendek di Indonesia cukup tinggi. Kondisi ini terus saja meningkat dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007,2010, 2013. "Indonesia menyumbang nomor lima untuk peringkat anak stunting di dunia, dengan adanya pos PINTAR ini sangat diharapkan bisa diketahui sejak awal, sehingga ada upaya promotif preventif."
Hal pertama yang menjadi indikator adalah saat anak lahir dengan berat kurang dari 2500 gram, dan dengan panjang kurang dari 48 sentimeter. Saat anak masih di usia 0 hingga 2 tahun harus segera ditangani, karena sudah terlambat kalau lewat dari usia tersebut. Anak stunting biasanya sering sakit, dan motoriknya sulit berkembang saat sekolah.
Untuk itu, selain diwajibkan konsumsi makanan bergizi selama kehamilan, sedini mungkin dilakukan inisiasi ASI, kurang dari satu jam, dan ibu harus ditempelkan pada anak agar hilang stresnya. Selain itu saat anak telah berusia 6 bulan jangan lupa diberi makanan pendampaing ASI hingga usia 2 tahun. Utamakan makanan olahan ibu, seperti nasi tim dengan wortel, kentang, kurangi gula, garam, lemak. "Dari situ akan menjamin anaknya tidak pendek," terang Doddy lagi.
Doddy juga menambahkan bahwa anak stunting banyak ditemukan di Indonesia bagian Timur, sekitar 37,2 persen. Dengan wilayah Gorontalo dan NTB.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Kondisi seperti itulah yang menjadi penyebab anak stunting atau bertubuh pendek di Indonesia cukup tinggi. Kondisi ini terus saja meningkat dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007,2010, 2013. "Indonesia menyumbang nomor lima untuk peringkat anak stunting di dunia, dengan adanya pos PINTAR ini sangat diharapkan bisa diketahui sejak awal, sehingga ada upaya promotif preventif."