26-2-1984: Marinir AS Tinggalkan Lebanon
- AP Photo
VIVA.co.id – Marinir AS terakhir meninggalkan Beirut pada 26 Februari 1984. Ibu Kota Lebanon ini menjadi saksi tewasnya 250 dari 800 marinir selama 18 bulan menjalankan misi perdamaian.
Pada tahun 1975, perang sipil berdarah meletus di Lebanon, dengan gerilyawan Muslim Palestina dan muslim beraliran kiri berperang melawan milisi Partai Kristen Phalangis , komunitas Kristen Maronit, dan kelompok-kelompok lainnya. Selama beberapa tahun, Suriah, Israel, dan intervensi PBB gagal menyelesaikan pertempuran antar faksi. Perang terus terjadi. Akhirnya, pada tanggal 20 Agustus 1982, pasukan multinasional termasuk 800 AS Marinir diperintahkan menuju Beirut untuk membantu mengkoordinasikan penarikan Palestina.
Dikutip dari History, marinir meninggalkan wilayah Lebanon pada 10 September 1982 namun kembali dalam jumlah lebih besar pada 29 September, menyusul pembantaian pengungsi Palestina oleh milisi Kristen. 30 September 1982 menjadi titik dimulainya serangan langsung yang ditujukan pada AS. Hari itu, marinir AS tewas saat berusaha menjinakkan bom, dan sejumlah marinir lainnya tewas terkena peluru penembak jitu (sniper).
Pada tanggal 18 April 1983, seorang pembom bunuh diri mengendarai van menyerang kedutaan AS di Beirut. Bom itu menghancurkan kedutaan, menewaskan 63 orang, termasuk 17 warga Amerika. Kemudian, pada tanggal 23 Oktober 1983, seorang teroris Lebanon melajukan truk yang penuh dengan bahan peledak ke markas AS Marinir di Beirut, menewaskan 241 personil militer AS. Pagi yang sama, 58 tentara Prancis tewas di barak mereka dua mil jauhnya dalam serangan teroris bunuh diri yang terpisah. Identitas para pelaku bom kedutaan dan barak tak bisa diidentifikasi, tetapi mereka diduga teroris Syiah terkait dengan Iran.
Setelah pemboman barak marinir, Presiden Ronald Reagan dihujani kecaman. Banyak pihak mempertanyakan mempertanyakan apakah Presiden Ronald Reagan memiliki tujuan kebijakan yang solid di Lebanon. pertanyaan serius juga muncul atas kualitas keamanan di sektor Amerika di Beirut yang dilanda perang. Pasukan perdamaian AS menempati area dekat bandara yang menjadi wilayah pertempuran, tapi untuk alasan politik, sebelum barak diserang, komandan Marinir tidak diizinkan untuk mempertahankan perimeter.
Usai pemboman yang terjadi di barak marinir AS, malamnya , Presiden Reagan menyampaikan pidato nasional. Ia berjanji untuk menjaga Marinir di Lebanon. Tetapi empat bulan kemudian ia mengumumkan akhir dari peran Amerika dalam pasukan penjaga perdamaian di Lebanon.
Pada tanggal 26 Februari 1984, kekuatan utama Marinir meninggalkan Lebanon. AS hanya meninggalkan satu kontingen kecil untuk menjaga kedutaan AS di Beirut.