Ikuti Mata Uang Regional, Rupiah Diprediksi Melemah

Ilustrasi uang rupiah.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma

VIVA.co.id - Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang kembali berbalik melemah sepertinya akan berlanjut pada transaksi perdagangan hari ini, Kamis, 25 Februari 2016.

Analis NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada, mengatakan, kecenderungan kurs rupiah bergerak menguat tipis, lantaran sejumlah mata uang regional masih melemah terhadap laju dolar AS.
 
"Waspadai potensi pelemahan lanjutan. Tetap cermati sentimen yang ada. Laju rupiah akan berada di level Rp13.438-13.451 per dolar AS," ujarnya kepada VIVA.co.id.
 
Menurut Reza, masih turunnya harga minyak mentah dunia menjadi perhatian pelaku pasar. Dia menjelaskan, preferensi risiko pelaku pasar meningkat dengan meningkatkan kepemilikan pada mata uang yang dianggap safe heaven saat ini, yaitu yen.
 
"Imbas dari kondisi tersebut membuat sejumlah mata uang lainnya cenderung melemah," tuturnya.
Asumsi Pertumbuhan Ekonomi 5,2 Persen Dinilai Sulit Dicapai
 
Reza menambahkan, sentimen dari dalam negeri, laju rupiah tampaknya dibatasi oleh sentimen pembatasan suku bunga oleh pemerintah, di mana pasar masih mengharapkan suku bunga yang rendah untuk mendorong pertumbuhan.
Penguatan Rupiah Dihantui Sentimen Negatif Ekonom Global
Uang rupiah.

Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global

Aksi damai 4 November tidak terlalu pengaruhi pergerakan rupiah.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016