Ini Kendala Besar Penerapan Konten Lokal di Pertambangan

Tambang Freeport di Papua.
Sumber :
  • ANTARA/Muhammad Adimaja

VIVA.co.id - Penggunaan atau penyerapan konten lokal untuk usaha pertambangan dalam negeri dinilai masih rendah. Saat ini banyak perusahaan tambang di Indonesia masih menggunakan barang impor untuk kebutuhan kegiatan operasi pertambangan.

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bambang Gatot Ariyono mengatakan, keadaan ini diperparah oleh barang impor yang lebih murah dibanding dengan produk dalam negeri.

"Harga ini juga menjadi masalah, karena kalau impor  dapat fasilitas bea masuk, sehingga barang luar bisa  lebih murah dibandingkan dalam negeri. Ini yang jadi masalah," Kata Bambang dalam diskusi bertajuk "Master List dan Implementasi Penyerapan Local Content di Pertambangan" di hotel Ritz Carlton Kuningan, Jakarta, Rabu 24 Februari 2016.

Menurutnya, pajak pertambahan nilai (PPN), yang dikenakan pada produk dalam negeri, menyebabkan harga alat-alat kebutuhan peetambangan dalam negeri lebih mahal dibanding barang yang diimpor.

"Akibat PPN itu kadang-kadang barang yang ditransaksikan dalam negeri itu lebih mahal dibandingkan barang luar," jelas dia.

Padahal, bila perusahaan pertambangan menggunakan produk dalam negeri untuk kegiatan operasi dan produksi, hal ini akan memberikan efek berantai bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia, khususnya pada bidang produksi barang kebutuhan tambang.

Pemerintah, kata dia akan terus berupaya meningkatkan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) di sektor pertambangan. "Seharusnya produk dalam negeri dapat bersaing di industri pertambangan dalam negeri," kata dia.

United Tractors Akan Produksi Tambang Emas