Indonesia Berguru pada Swedia Soal Sel Punca
- Kemenristekdikti
VIVA.co.id – Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir mangatakan Indonesia akan berguru pada Swedia mengenai teknologi stem cell atau sel punca
Diketahui, teknologi sel punca kini menjadi tren di negara-negara belahan dunia, karena dianggap sangat ampuh mengobati berbagai macam penyakit. Sel punca merupakan sebuah sel inti yang bisa menggantikan kerusakan sel pada berbagai jenis organ manusia.
Sel punca akan menyesuaikan di mana ia harus berfungsi. Misalnya, jika terjadi kerusakan atau penyakit pada jantung, maka ia akan berfungsi menggantikan kerja sel jantung untuk penyembuhan.
Nasir menjelaskan Swedia dari segi pendidikan kesehatannnya sudah maju, terutama riset mengenai teknologi sel punca. Saat bertandang ke Swedia pada 17-21 Februari 2016, ia bertemu dengan Menteri Pendidikan dan Riset Swedia, Helene Hellmark Knutsson.
Maka, kedua negara pun mendatangani nota kesepahaman (MoU) untuk mengembangkan riset pendidikan di Indonesia. Termasuk soal sel punca. Nasir mengatakan Swedia mengakui Indonesia punya keanekaragaman hayati yang banyak.
“Di Carolinka Institute (Swedia) sangat bagus. Penelitian kesehatan ke depan, masalah kesehatan stem cell, itu masa depan kita. Pengobatan stem cell degeneratif tubuh kita mengurangi obat sampai 75 persen,” ujar Nasir kepada VIVA.co.id saat ditemui di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, Selasa 23 Februari 2016.
Nasir menuturkan kesepakatan kedua negara akan dimulai pada 15 Maret mendatang. Peneliti dari Swedia akan bertandang ke Indonesia untuk melakukan seminar di tiga pergutuan tinggi di Indonesia.
“Di UGM bagian lab science, yang engineering ke ITB dan UI juga, 3 universitas itu dulu,” katanya.
Di Indonesia, pengembangan sel punca sudah dimulai oleh perusahaan obat, Kalbe Farma. Perusahaan itu sudah mengembangkan sel punca yang ada pada placenta bayi.