Taspen Ubah Strategi Investasi
Senin, 22 Februari 2016 - 15:24 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Rizki Aulia R.
VIVA.co.id - Turunnya indeks harga saham gabungan (IHSG) di akhir 2015, senilai 12,13 persen (year-on-year) memaksa PT Taspen mengubah strategi investasi di 2016, dengan memperbesar porsi investasi pada instrumen saham menjadi 12 persen.
Menurut Direktur Investasi Taspen, Iman Imansyah, untuk tahun ini pihaknya akan menaikkan alokasi investasi pada saham menjadi 12 persen. Angka tersebut naik dari alokasi di saham 2015 yang sebesar 4,06 persen.
Sementara itu, target alokasi aset investasi di deposito diturunkan menjadi 16,5 persen, padahal pada 2015 sebesar 31,57 persen.
"Target aset investasi kami di 2016 sebesar Rp162 triliun, atau naik 11 persen dari Rp142,31 triliun di 2015," kata Iman di kantornya, Senin 22 Februari 2016.
Dengan begitu, target hasil investasi di 2016 sebesar Rp14,98 triliun, atau lebih besar dari hasil investasi pada tahun lalu yang mencapai Rp12,36 triliun.
Di tempat yang sama, Direktur Utama Taspen, Iqbal Latanro mengatakan, nilai aset Taspen per 31 Desember 2015, tercatat sebesar Rp172,56 triliun, atau meningkat 7,06 persen dari posisi akhir 2014.
Baca Juga :
Sido Muncul Incar Pasar Internasional
"Adanya penurunan IHSG telah berpengaruh ke portofolio saham kami. Jadi, ini lebih banyak disebabkan oleh menurunnya IHSG di 2015, dibanding tahun sebelumya," kata dia.
Iqbal melanjutkan, meskipun kondisi pasar modal di 2015 mengalami pelemahan, Taspen berhasil mencatatkan hasil investasi sebesar Rp12,36 triliun. "Perolehan hasil investasi 2015, tumbuh 10,12 persen dari 2014 yang sebesar Rp11,22 triliun," tuturnya.
Iqbal merincikan, dari total hasil investasi sebesar Rp12,36 triliun tersebut berasal dari investasi di saham dan reksa dana sebesar Rp440 miliar, deposito senilai Rp4,08 triliun dan sebesar Rp7,84 triliun dari obligasi, sukuk dan KIK-EBA. "Yield on investment 2015 9.27 persen," ujarnya.
Dia menyebutkan, capaian hasil investasi sebesar 98,57 persen. "Capaian ini bisa penuh 100 persen, karena rendahnya IHSG," ujarnya. (asp)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya