Gubernur BI: Sudah Seharusnya Perbankan Turunkan Suku Bunga

Logo Bank Indonesia.
Sumber :
  • REUTERS/Darren Whiteside/Files

VIVA.co.id - Bank Indonesia telah menurunkan tingkat suku bunga acuannya (BI rate)  sebesar 0,50 basis poin dalam dua buan terakhir. Namun, sampai saat ini perbankan nasional masih mempertahankan suku bunga kreditnya.

Padahal, jika suku bunga kredit perbankan turun, akan ada permintaan pinjaman yang besar untuk program pembangunan infrastruktur dalam negeri. Otomatis, pertumbuhan ekonomi dalam skala nasional pun akan bergerak secara merata.
 
Gubernur BI Agus Martowardojo, Senin 22 Februari 2016, mengungkapkan, jika melihat beberapa indikator perekonomian dalam negeri saat ini, perbankan dalam negeri memang sudah seharusnya menyesuaikan tingkat suku bunga pinjamannya.
 
"Ada penurunan BI rate dan GWM (Giro Wajib Minimum). Itu akan memungkinkan bank mengelola likuiditasnya lebih baik. Juga, dimungkinkan untuk melakukan penyesuaian untuk bunga pinjaman," ujar Agus, saat ditemui di Hotel Borobudur Jakarta.
 
Agus menjelaskan, berkaca pada pertumbuhan ekonomi sepanjang 2015 lalu, pemerintah lebih banyak mendorong konsumsi, menarik investasi, serta pembangunan infrastruktur. Tentunya, butuh pembiayaan lebih untuk mengakselerasi rencana itu.
Laba Bank Mayora Ditopang Naiknya Penyaluran Kredit
 
Dengan kondisi ekternal yang masih bergerak fluktuatif, peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui serangkaian rencana tersebut pun sangat diperlukan. Apalagi, beberapa indikator perekonomian nasional di awal tahun ini mulai mengalami perbaikan.
BI Prediksi Desember Puncak Inflasi 2016
 
"Penurunan BI rate dan GWM ini jadi stimulus bagi perbankan, karena domestik sudah mulai membaik," kata dia. (asp)
489 Kepala Daerah Bersiasat Inflasi 2018 Harus 3,5 Persen
Pengguna ATM Bank Mandiri.

Dana Deklarasi Tax Amnesty Bank Mandiri Sudah Rp70 Miliar

Lebih banyak berupa deposito dan giro.

img_title
VIVA.co.id
9 Agustus 2016