Banjir Sentimen Negatif, Kurs Rupiah Diprediksi Melemah

Ilustrasi mata uang.
Sumber :
  • ANTARA/Rivan Awal Lingga

VIVA.co.id - Transaksi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini diperkirakan melanjutkan tren depresiasi, akibat maraknya sentimen negatif dari kondisi global maupun domestik.

Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global
"Maraknya sentimen negatif membuat laju rupiah meninggalkan teritori positif, sehingga membuka peluang bagi rupiah untuk berada pada tren pelemahan," kata analis PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada, di Jakarta, Senin, 22 Februari 2016.
 
Sikap Pasar Modal dan Rupiah Soal Aksi Damai 4 November
Reza menuturkan, para pelaku pasar akan cenderung menjauh dari pasar. Namun, pihaknya tidak berharap kondisi tersebut berlangsung dalam waktu lama. 
 
Dolar Masih Lemah, Rupiah Melaju di Jalur Hijau
"Laju rupiah akan berada di level Rp13.566-13.500 per dolar AS," katanya.
 
Menurut Reza, pada perdagangan sebelumnya laju rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar-valas sempat melemah, sebelum berakhir stagnan. 
 
Mata uang euro, poundsterling, swissfranc menguat terhadap dolar AS, sedangkan yuan, dolar Australia dan dolar Kanada melemah terhadap dolar AS.
 
Reza mengungkapkan, pergerakan variatif dolar AS tersebut telah memberikan sentimen negatif pada pergerakan rupiah, sehingga laju rupiah tidak banyak berubah dan tetap berada pada tren depresiasi.
 
Selain itu, Reza juga menyebutkan, sentimen dari penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) telah terlewati. Tetapi, tergantikan dengan sentimen pasar terkait pembatasan net interest margin (NIM) perbankan maksimal empat persen.
 
"Sebelumnya, kami menyampaikan bahwa laju rupiah diharapkan menguat terhadap dolar AS, seiring dengan rapat dewan gubernur BI yang memutuskan untuk memangkas tingkat suku bunga," tuturnya.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya