Es Krim Produksi Rumahan Ini Raup Puluhan Juta Rupiah
Kamis, 18 Februari 2016 - 11:29 WIB
Sumber :
VIVA.co.id - Kopi umumnya disajikan di wadah cangkir dalam kondisi hangat, atau panas. Di Kota Batu, Malang, Jawa Timur, ada kopi yang disajikan dalam kondisi dingin dalam bentuk es krim.
Selain rasa kopi, es krim itu juga menyajikan sensasi rasa yang jarang didapatkan pencinta kuliner. Seperti es krim brokoli, wortel, apel hingga es krim buah naga.
Seluruh es krim bercita rasa spesial itu adalah produksi rumahan milik Elia Kurniawati dengan merek Bingu Bidu, singkatan dari Ubi Ungu dan Ubi Madu.
"Awalnya, saya memang membuat es krim ubi ungu, karena suami saya bekerja sebagai guide (pemandu) dan sering membawa oleh-oleh ubi ungu," kata Elia kepada VIVA.co.id, Rabu 17 Februari 2016.
Usaha membuat es krim dimulai sejak 2013. Ibu rumah tangga dengan satu anak itu awalnya pusing, karena ubi yang diolah secara sederhana dengan direbus, tak juga laku disantap suami dan penghuni rumah lainnya.
"Saat itu, saya berkreasi saya buat es krim, ternyata cepat habis. Sejak itu, saya ditantang suami membuat es krim lain, sementara dia yang mengurus pemasaran," katanya, saat ditemui di kediamannya, perumahan Bumiasri Sengkaling, Kecamatan Junrejo Kota Batu.
Kini, ada banyak varian es krim yang sudah dibuat dan dijual ke banyak pembeli di sekitar Malang, Jombang, Kediri, Blitar, Banyuwangi, Surabaya, Jakarta, Banyuwangi hingga Banjarmasin. Ada es krim wortel, brokoli, apel, buah naga, stroberi, jamur, kacang merah, pisang, kopi, green tea, es krim orisinil, dan yang lain.
Saat ini, ada sekitar 20 jenis varian es krim sayur dan buah yang sudah diciptakan oleh Bingu Bidu. Rata-rata, sekitar 2.000 cup es krim dengan rasa bervariasi bisa terjual di setiap bulannya.
Es krim mengikuti musim
Layaknya sayur dan buah, es krim Bingu Bidu juga mengikuti musim buah yang sedang melimpah di suatu tempat. "Misalnya di Kediri, kami membuat es krim pisang, karena di sana pisang yang melimpah. Di Banyuwangi buah naga banyak, di Batu banyak apel," lanjutnya.
Namun, ketika kualitas panen petani buruk, Bingu Bidu juga kebingungan mencari stok buah yang bagus. Kualitas buah yang buruk berdampak pada rasa dan warna es krim yang dihasilkan.
Seperti saat ini, es krim yang dijual dengan harga Rp5.000 hingga Rp7.000 per cup itu, kesulitan mencari stok apel bagus di Kota Batu, karena panenan yang buruk akibat hujan. Selain itu, stok buah naga yang sedang kosong di banyak pasar juga membuat Eli dan suaminya memeras keringat berburu bahan baku tersebut.
"Sebelum imlek kemarin, kami sengaja membuat es krim buah naga, ternyata animonya banyak. Sekarang permintaan banyak, tetapi stok di pasar sulit. Di pasar Gadang, Pasar Besar, Pasar Batu semua kosong. Nanti malam, harus ke Lawang dan harus ketemu," tuturnya.
Dibuat dengan komposisi berbeda
Es krim buah dan sayur yang diproduksi lewat bendera CV. Berkah Omah Sejahtera itu awalnya dibuat mengikuti banyak resep buku masakan umum. Namun, seiring dengan berbagai percobaan, Eli kini menemukan resep baku yang membuat es krim nya berbeda dengan es krim buatan pabrik.
"Awalnya, saya menggunakan susu banyak dan blender pakai mesin, hasilnya halus dan seperti es krim ber merek. Tetapi kemudian banyak yang curiga dan enggan membeli, selain bentuknya sama, kami kalah di harga dan rasa," katanya.
Kemudian, dia pun menggunakan komposisi berbeda, dengan memperbanyak porsi buah dan sayuran. Buah dan sayuran yang dibersihkan telah dimasak sebelum dihaluskan menggunakan mixer sederhana.
Setelah jus sayur dan buah siap, adonan diaduk menjadi satu dengan adonan susu hingga mengental menjadi krim. Setelah dikemas, es krim diletakkan dalam pendingin dengan suhu minus 27 derajat celcius hingga membeku dan siap kirim menggunakan kotak foam khusus.
"Setelah menjadi es, dia bisa tahan hingga empat bulan," katanya.
Komposisi berbeda itu berpengaruh pada cita rasa dan tekstur es krim. Misalnya, es krim apel, rasa apel segarnya sangat terasa. Es krim ubi juga dijamin membuat kenyang setelah habis satu cup.
Dengan kualitas seperti itu, Eli pun tak ragu menjual dengan harga di atas harga es krim merek lain.
"Rata-rata kalau merk lain satu cup sekitar Rp4.000, kami Rp5.000. Memang ada yang nanya, kenapa harganya lebih mahal. Tetapi, setelah kami jelaskan bahwa pabrik unggul di modal dan pemasaran, pembeli pun maklum. Apalagi, setelah merasakan es krimnya," lanjutnya.
Pengembangan produksi
Setelah hampir tiga tahun berproduksi kini Eli dan suaminya, Cholis, berfikir untuk mengembangkan produksi es krim buah dan sayur mereka. Salah satu caranya dengan membuat es krim langsung di kota tempat stok buah dan sayur melimpah.
Baca Juga :
KPPU Ungkap Penyebab Persaingan Usaha Tak Sehat
"Misalnya di Kediri, kami ke sana menginap dua hari untuk membuat stok es krim di sana. Karena, jika mengandalkan membuat di sini, sering kali kesulitan dalam mencari stok buah dan cara mengirimnya," tambahnya.
Selain itu, lima tenaga kerja yang ada saat ini dianggap belum cukup untuk memproduksi lebih banyak es krim untuk memenuhi permintaan yang melimpah. Eli masih berpikir untuk menambah modal agar produksinya bisa berkembang.
Omzet bulanan yang mencapai puluhan juta, dianggap belum cukup untuk menambah tenaga kerja lagi. Meskipun persaingan ke depan tidak akan lebih mudah.
"Ini kan sudah masuk MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN), ada banyak peluang, di antaranya banyaknya pasar penyuka es krim buah dan sayur dari warga asing. Tetapi, kompetitor juga akan lebih banyak, karena mereka juga masuk membawa modal banyak," ungkapnya. (asp)
Tips Sukses Bisnis Pencucian Mobil dan Motor
Tidak hanya modal yang dibutuhkan.
VIVA.co.id
10 Agustus 2016
Baca Juga :