Maskapai Penerbangan Tak Suka Harga Minyak Turun
Rabu, 17 Februari 2016 - 13:27 WIB
Sumber :
VIVA.co.id - Secara teori, industri penerbangan mendambakan murahnya harga minyak mentah. Namun, pada praktiknya sebagian besar maskapai penerbangan kurang senang dengan hal tersebut.
Baca Juga :
AirAsia Tawarkan Tiket Rp299 Ribu ke Malaysia
Dilansir dari CNBC, Rabu 17 Februari 2016, maskapai mendapatkan keuntungan dari rendahnya harga komoditas tersebut. Sehingga, mahalnya biaya operasional bahan bakar jet yang biasa dikeluarkan menjadi lebih murah.
Baca Juga :
Jokowi: Kereta Akan Kurangi Macet di Bandara
Namun, Kepala Eksekutif Qatar Airways, Akbar Al Baker mengatakan, sesungguhnya penurunan harga minyak tersebut merupakan malapetaka bagi industri penerbangan.
"Hal itu akan mengurangi perjalanan bisnis, perusahaan-perusahaan akan mengencangkan ikat pinggangnya, dan umumnya ada penurunan ekonomi," kata dia
Dia mengatakan, maskapai yang berbasis di Timur Tengah tersebut sangat bergantung pada ekspor minyak. Menurunnya nilai ekspor minyak, sangat berpengaruh pada industri penerbangan di kawasan tersebut.
"Biaya bahan bakar yang lebih rendah saat ini, bukan kabar baik bagi saya, karena ada penurunan dalam perjalanan udara karena penurunan bisnis, akibat resesi yang terjadi," tegasnya.
Seperti diketahui, perusahan -perusahaan besar di industri perminyakan terus terjelembab dalam keterpurukan, karena penurunan harga minyak dunia. Pada Januari, perusahaan jasa ladang minyak Schlumberger mengatakan, akan memangkas 10 ribu pekerjannya. Sementara itu, BP mengumumkan juga akan memangkas 4.000 perkerja. (asp)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Dia mengatakan, maskapai yang berbasis di Timur Tengah tersebut sangat bergantung pada ekspor minyak. Menurunnya nilai ekspor minyak, sangat berpengaruh pada industri penerbangan di kawasan tersebut.