Jepang Ajari RI Olah Limbah Sawit Jadi Bahan Bakar
- VIVAnews/Fernando Randy
VIVA.co.id – Pusat Teknologi Sumberdaya Energi dan Industri Kimia (PTSEIK), Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT), bekerja sama dengan Science and Technology Research Partnership for Substainable Development (Satreps), untuk menemukan teknologi pemanfaatan energi biomassa yang ada di Indonesia menjadi bahan bakar cair dan gas.
Kesepakatan antara PTSEIK dan Satreps telah terjalin sejak dua tahun yang lalu dan akan berakhir pada 2019. Pemanfaatan energi biomassa tersebut didanai oleh Japan Science and Technology Agency (JST) dan Japan International Cooperation Agency (JICA).
Energi biomassa adalah jenis bahan bakar yang dibuat dengan mengonversi bahan biologis seperti tanaman. Untuk mengubah jadi bahan bakar itu menggunakan teknologi gasifikasi, yaitu suatu proses pengubhan bahan bakar padat secara termokimia menjadi gas.
Deputi Kepala Bidang Teknologi Informasi, Energi, dan Material (TIEM) BPPT, Hammam Riza, menyebutkan dengan pemanfaatan energi biomassa secara perlahan akan mewujudkan komitmen Indonesia untuk beralih pada Energi Baru Terbaharukan (EBT).
Selain itu, ia menambahkan, Indonesia sudah dalam posisi pemgimpor bahan bakar sejak sepuluh tahun terakhir. Maka, menurutnya, dengan kekayaan energi biomassa yang dimiliki Indonesia akan menjadi peluang untuk suatu saat membantu menjadi ‘pengisi’ saat energi fosil sudah langka.
“Ini kerja sama antara Indonesia dan Jepang, ini ditujukan untuk mencari teknologi yang tepat, untuk memproses biomassa,” ujar Hammam kepada VIVA.co.id usai sambutan dalam seminar internasional yang diselenggarakan BPPT dan Satreps di Gedung BPPT, Rabu 17 Februari 2016.
Ubah tandan sawit jadi bahan bakar
Direktur PTSEIK, Adiarso mengatakan, salah satu kekayaan energi biomassa yang dimiliki oleh Indonesia, adalah limbah tandan sawit.
“Sawit kita produsen terbesar di dunia, produksi 32 juta ton pertahun. Sawit itu menghasilkan limbah juga, tandan kosong, batang. Otomatis ini terbesar, ini belum digarap,” ungkap Adiarso.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Asian People’s Exchange (Apex), Nao Tanaka, yang membawahi Satreps menyebutkan teknologi yang akan digunakan untuk mengubah energi biomassa menjadi bahan bakar adalah Gasifikasi Fluidized Bed.
Nao menyatakan teknologi yang mereka bawa ke Indonesia untuk mengubah limbah tandan sawit menjadi bahan bakar itu adalah dengan menggunakan katalisator tanah liat.
“Keunikannya pakai katalis tanah liat, itu cukup murah, dan sangat efektif untuk mengurangi emisi yang diakibatkan dari proses gasifikasi,” kata Nao. (ren)