Jokowi Akan Bertandang ke Kantor Twitter
- Dokumentasi Biro Pers Istana.
VIVA.co.id – Presiden Joko Widodo akan mengunjungi kantor pusat Twitter di San Francisco untuk bertemu dengan Chief Executive Officer (CEO) Twitter, Jack Dorsey pada 17 Februari waktu setempat atau 18 Februari pagi hari WIB.
Jokowi berkunjung ke markas Twitter setelah menghadiri acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) AS-ASEAN Summit yang pertama di Sunnylands, California.
Dalam keterangan tertulis yang diterima VIVA.co.id, Rabu 17 Februari 2016, disebutkan kunjungan ke Twitter itu merupakan inisiatif Jokowi untuk menekankan peran Indonesia dalam meningkatkan keamanan dan pra-deteksi. Sebagai mana diketahui platform komunikasi dan sosial seperti Twitter dianggap berperan sangat penting dalam melawan dan mencegah terorisme dan tindakan ekstremis. Â
Sebelum meluncurkan kembali akun Twitternya, @jokowi, Jokowi telah memiliki lebih dari 2,3 juta pengikut. Sampai hari ini, akun Presiden Joko Widodo telah mempunyai lebih dari 4,42 juta pengikut. Jokowi juga menjadi Presiden pertama di kawasan Asia Pasifik yang memiliki dan menggunakan Periscope, aplikasi live broadcast milik Twitter, dengan nama akun: @presidenjokowidodo. Jokowi pertama kali menggunakan Periscope untuk berbicara langsung dengan masyarakat saat #KarnavalKhatulistiwa di Pontianak Agustus 2015.
Diberitakan sebelumnya, Jokowi beserta rombongan akan menyambangi kantor perusahaan teknologi di Silicon Valley, San Francisco pada 17 Februari, mulai dari berpapasan dengan CEO Facebook Mark Zuckerberg, CEO Google Sundar Pichai yang didampingi co-founder Google Sergey Brin, dan petinggi Twitter.
Pada kesempatan tersebut Jokowi beserta rombongan membawa dua agenda besar yang akan dipaparkan. Pertama soal upaya Indonesia yang untuk menjadi negara digital ekonomi terbesar di kawasan Asia Tenggara dengan industri e-commerce-nya. Indonesia sedang mengembangkan roadmap e-commerce nasional dengan mengolaborasikan delapan kementerian dan lembaga terkait untuk mencapai transaksi US$130 miliar pada 2020.
Kedua, Indonesia turut memerangi aksi radikalisme dengan menyebarkan pesan perdamaian, terutama untuk menangkalnya melalui dunia digital. Kedua agenda tersebut merupakan bagian dari kunjungan kerja Jokowi berserta rombongan pada 16-17 Februari 2016.