Perusahaan AS Bantah Jadi Biang Virus Zika
- REUTERS/Nacho Doce.
VIVA.co.id - Kabar kelompok dokter Argentina yang menyebutkan biang virus zika bukanlah dari nyamuk Aedes aegypti sedang menjadi perhatian.
Diketahui kelompok dokter Argentina itu malah mencurigai munculnya dampak virus zika yang berupa pengecilan kepala bayi atau Mikcrocephaly patut dipertanyakan.
Kelompok dokter itu menduga biang virus zika adalah munculnya larva beracun yang ada di air di Brasil. Disebutkan pada 2014, air di Brasil pernah disuntikkan larvasida kimia untuk menyetop populasi jentik nyamuk di tangkit air Negeri Samba tersebut. Dokter itu menyebutkan cairan kimia itu dikenal dengan Pyriproxyfen yang diproduksi oleh Sumitomo Chemical, anak perusahaan dari Monsanto.
Menanggapi kabar tersebut, Monsanto membantah laporan dokter Argentina itu. Dalam keterangannya di situs resmi, perusahaan multinasional Amerika Serikat yang bergerak di bidang agrikultur itu menegaskan informasi salah kaprah yang mengaitkan virus zika, Mikcrocephaly dan produk buatan Monsanto.
Dalam keterangannya, Monsanto membeberkan beberapa fakta untuk meluruskan kabar yang sudah tersebar itu. Monsanto mengatakan tidak ada produknya yang telah terkait dengan virus zika ataau Mikrocephaly.
Monsanto juga membantah telah membuat atau menjual Pyriproxyfen.
"Produk itu adalah larvasida dan Monsanto tidak memproduksi atau menjual larvasida," tulis perusahaan yang memproduksi herbisida, pertisida dan benih itu.
Monsanto juga tegas membantah punya keterkaitan struktural dengan Sumitomo Chemical Company. "Monsanto tidak memiliki Sumitomo Chemical Company," tulis Monsanto.
Perusahaan yang didirikan sejak 1901 itu mengatakan, sejak 1997, Sumitomo Chemical Company memang telah menjalankan mitra bisnis terpercaya dengan Monsanto dalam perlindungan atas tanaman atau hasil panen. Tapi itu tak lantas menjadi dasar untuk menuding munculnya virus zika.
Sumitomo Chemical Company dijelaskan ikut dalam program Roundup Ready Plus (TM) dan mensuplai Monsanto alam produk herbisida.
Perusahaan AS itu juga menegaskan Glifosat merupakan jenis herbisida yang tak terkait virus Zika atau Mikrocephaly dengan cara apapun.
Selanjutnya, modifikasi organisme secara genetik (GMO) yang dilakukan Monsanto tidak berperan atas munculnya virus Zika atau Mikrocephaly.
Dalam keteran tersebut, meski tak merasa jadi biang virus tersebut, Monsanto mengaku prihatian dengan wabah yang sudah mendunia itu. Perusahaan ini berpandangan perlunya kerja sama dunia untuk menghadapi tantangan itu.
"Kami mendukung semua upaya untuk memerangi krisis kesehatan ini. Kami berharap semua upaya yang diambil berbasis pada fakta, bukan rumor," kata perusahaan.