62.239 Koperasi Abal-abal Dicoret Kementerian Koperasi

Ilustrasi aktivitas koperasi
Sumber :
  • VIVAnews/Ochi April

VIVA.co.id -  Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga,  menyebut selama ini, koperasi hanya dianggap sebelah mata. Padahal, ada juga koperasi yang sehat, bahkan beromzet triliunan rupiah.

Sri Mulyani: Nilai Perjanjian WIEF US$900 Juta, Masih Kecil
"Selama ini, koperasi dianggap ecek-ecek," kata Puspayoga dalam rapat Kemenkop dan UKM dengan Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) di di Jakarta, Senin 15 Februari 2016.
 
Sri Mulyani Ingin UMKM Perluas Jaringan ke Luar Negeri
Ia mengatakan bahwa ada koperasi yang sehat yang beromzet cukup besar, seperti di Mojokerto, Jawa Timur, yang membangun pabrik gipsum yang dibangun di atas lahan 600 hektare (ha).
 
Saran Tanri Abeng untuk Dorong Ekonomi Tumbuh 8 Persen
"Bangun pabriknya itu Rp250 miliar (yang terdiri dari) Rp50 miliar dari iuran anggota koperasi dan Rp200 miliar pinjam dari bank. Itu salah satu contoh koperasi yang sehat. Omzetnya sudah T (maksudnya, triliunan)," kata dia.
 
Puspayoga juga mencontohkan koperasi yang sehat lainnya, yaitu Koperasi Simpan Pinjam (Kospin) Jasa Pekalongan. Koperasi ini, kata dia, beromzet cukup besar, yaitu mencapai Rp4 triliun per tahun.
 
Selain itu, menurut Puspayoga pihaknya sudah melakukan penertiban koperasi. Penertiban yang dilakukan dengan mengeluarkan sebanyak 62.239 koperasi yang tidak aktif dari database Kemenkop dan UKM. Koperasi yang masih aktif yang sebanyak 147.249 unit ini diberikan nomor induk koperasi.
 
"Banyak koperasi yang abal-abal dan banyak yang beroperasi di luar (koperasi)," kata Puspayoga. Rapat dengan KEIN juga dihadiri Ketua KEIN, Soetrisno Bachir dan Sekretaris KEIN, Putri K. Wardani, Hariyadi B. Sukamdani, Johnie Darmawan, dan Benny Soetrisno.
 
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya