Pertamina Berencana Kurangi Impor Elpiji
Jumat, 12 Februari 2016 - 18:45 WIB
Sumber :
- VIVAnews/Annisa Maulida
VIVA.co.id
-Â PT Pertamina (Persero) mengaku berhasil menekan impor elpiji pada awal tahun 2016 menjadi sebanyak 1.656 metrik ton (MT) perhari atau sebesar 12 persen, pada 2016. Penurunan tersebut disebabkan oleh peningkatan kapasitas pengolahan gas milik pertamina
Hal ini disampaikan Vice Presiden Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro. Ia mengatakan, Pertamina memperkirakan konsumsi elpiji pada ‎tahun ini mencapai 7,8 juta MT, konsumsi tersebut rencananya berasal dari dalam negeri sebanyak tiga juta ton dan 4,8 juta ton dari luar negeri.
Baca Juga :
Pertamina Pelajari Rencana PLN Caplok PGE
Baca Juga :
Dapat Arahan Menteri BUMN, PLN Bakal Caplok PGE
Hal ini disampaikan Vice Presiden Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro. Ia mengatakan, Pertamina memperkirakan konsumsi elpiji pada ‎tahun ini mencapai 7,8 juta MT, konsumsi tersebut rencananya berasal dari dalam negeri sebanyak tiga juta ton dan 4,8 juta ton dari luar negeri.
"Pada tahun lalu impor gas untuk elpiji mencapai 3,6 juta MT. Konsumsi elpiji kami tahun ini diperkirakan 7,8 juta MT," kata Wianda, di Jakarta, Jumat, 12 Februari 2016
Dia mengatakan, tahun lalu Pertamina mendapat tambahan pasokan elpiji dari dalam negeri yang mengurangi impor sebanyak 1.650 MT per hari atau 12 persen dari rencana.
Diterangkan Wianda, pengurangan impor tersebut mungkin dilakukan karena kapasitas fasilitas pengolahan elpiji yang dimiliki Pertamina telah ditingkatkan. Ia merinci produksi elpiji berasal dari RFCC (Residual Fluid Catalytic Cracking) kilang Cilacap sebanyak 1.066 MT per hari, lalu kilang elpiji Mundu 100 MT ‎per hari dan kilang PT. Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) Tuban 408 MT ‎per hari.
‎"Sekarang strateginya, daripada kita meningkatkan impor, lebih baik mempercepat produksi elpiji plantnya," kata Wianda.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Pada tahun lalu impor gas untuk elpiji mencapai 3,6 juta MT. Konsumsi elpiji kami tahun ini diperkirakan 7,8 juta MT," kata Wianda, di Jakarta, Jumat, 12 Februari 2016