Tak Hanya Dhani, Farhat Abbas Juga Incar Posisi Gubernur DKI
- VIVA.co.id/Ichsan Suhendra
VIVA.co.id - Keputusan Partai Kebangkitan Bangsa menggaet musisi Ahmad Dhani untuk dijadikan bakal calon gubernur DKI Jakarta, membuat pengacara kontroversial Farhat Abbas angkat bicara.
Ia bahkan ikut membayangkan, apa yang akan dilakukannya jika bisa menduduki kursi Gubernur DKI Jakarta. Dia mengaku, telah mempersiapkan sejumlah inovasi untuk menjadikan Jakarta lebih baik daripada ketika dipimpin oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Dia pun menanggapi pernyataan Dhani yang akan menghapus bus TransJakarta jika terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta.
"Kemacetan yang terjadi bukan akibat adanya bus TransJakarta, tapi karena adanya pembangunan yang sedang dikerjakan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Jakarta."
"Busway kan solusi untuk pekerja agar tidak menggunakan mobil," katanya mengomentari niat Dhani untuk menghapus TransJakarta.
Farhat lebih memilih membangun jalan tol tingkat dua untuk menghalau kemacetan daripada harus menghapus moda transportasi tersebut.
"Kalau saya lebih memilih jalan tol ditingkat dua. Dia (Dhani) mirip Ahok yang dulu bilang plat nomor digilir. Itu wacana buat narik simpati saja. Tetep kan Jakarta macet dan banjir," ujar Farhat di Mapolda Metro Jaya. Jumat 12 Februari 2016.
Sementara itu, Farhat yang mengklaim dia sebagai sosok yang berpendidikan dan memiliki etika juga berencana menjadikan Jakarta sebagai kota budaya. Ia berencana menanggalkan status Jakarta yang merupakan Ibukota Indonesia.
"Budaya paling utama. Jakarta saya mau usul jadi kota budaya saja. Pusat pemerintahan bisa di Kalimantan Tengah. Kalau saya dulu usul di Papua saja sebagai pusat pemerintahan. Alasannya karena matahari terbit dari Papua, supaya orang Papua sayang Indonesia," ujar Farhat.
Farhat yakin Papua menjadi kawasan yang tepat meski kondisi geografisnya terdiri dari pegunungan dan lembah.
"Kondisi geografis tidak masalah. Kecuali di Mimika. Kalau di Sorong bisa," katanya lagi.
Di sisi lain, Farhat mengaku sampai hari ini belum ada satupun partai yang ingin mengusungnya jadi Gubernur Jakarta. Namun, ia mengaku siap secara maksimal untuk berjuang menjadi Gubernur Jakarta melawan Ahok.
"Kalo misal saya banyak yang dukung, saya siap lawan Ahok. Karena Ahok dulu wakil Gubernur. Gubernurnya dipilih ketika Gubernurnya (Jokowi) diangkat jadi Presiden. Dia hanya menggentikan saja," kata Farhat.