Gelombang Gravitasi Ditemukan, Teori Einstein Terbukti
- NASA
VIVA.co.id - Tim peneliti AS akhirnya membuktikan teori ilmuwan Albert Einstein yang disampaikan seabad lalu. Peneliti Laser Interferometer Gravitational-Wave Observatory (LIGO) telah mengumumkan mereka mendeteksi gelombang gravitasi, semacam ombak alam semesta yang selama ini menjadi misteri dalam studi alam semesta.
LIGO merupakan fasilitas penelitian yang didirikan National Science Foundation, badan independen pemerintah AS.
Penemuan gelombang gravitasi itu telah mengejutkan bagi dunia fisika dan astronomi. Ilmuwan mengatakan penemuan tersebut membuka jalan baru dalam pengamatan alam semesta.
Peneliti LIGO mendeteksi gelombang gravitasi itu setelah menangkap sinyal dari tabrakan dua lubang hitam. Sinyal tabrakan itu terdeteksi pada 14 September tahun lalu dari dua fasilitas LIGO yang terpisah dalam jarak 3 ribu kilometer, yaitu di Washington dan Lousina, AS.
Dikutip dari Space.com, Jumat 12 Februari 2016, tabrakan kosmik tersebut mengirimkan gelombang gravitasi yang melesat dengan kecepatan cahaya, dan menyebabkan ombak dalam susunan atau struktur ruang waktu. Fenomena ini mirip dengan kerikil yang dijatuhkan dan menganggu permukaan air pada kolam yang tenang.
Peneliti mengatakan tabrakan dua lubang hitam yang masing-masing berukuran 29 dan 36 kali lebih besar dari matahari yang terjadi pada 1,3 miliar tahun lalu, masa saat kehidupan multisel mulai menyebar di bumi.
Selama tabrakan itu, kata peneliti, sekitar tiga kali massa matahari berubah menjadi gelombang gravitasi dalam waktu kurang dari satu detik. Kondisi ini menghasilkan kekuatan puncak kira-kira 50 kali seluruh alam semesta yang terlihat.
"Pengamatan gelombang gravitasi kami merampungkan sebuah tujuan ambisius selama lebih dari lima dekade lalu, untuk secara langsung mendeteksi fenomena yang sukar dipahami dan bisa lebih baik memahami alam semesta," kata Direktur Eksekutif LIGO Laboratory, David Reitze dalam pernyataannya.
Dikutip dari USA Today, gelombang itu mencapai bumi pada September tahun lalu dan kemudian terdeteksi oleh fasilitas LIGO.
Peneliti mengatakan penemuan gelombang gravitasi ini adalah tonggak bersejarah dalam dunia astronomi dan astrofisika. Sebab gelombang gravitasi ini tak seperti gelombang cahaya. Gelombang gravitasi ini tidak terdistorsi atau berubah oleh adanya interaksi materi. Sebab gelombang gravitasi ini melesat melalui ruang. Oleh karena itu, gelombang ini membawa informasi murni dan asli tentang objek dan peristiwa yang menciptakan mereka.
"Gelombang gravitasi membuka jendela baru dalam alam semesta, benar-benar akan menyediakan astronom dan ilmuwan lain awal momen keajaiban yang tak terlihat dan yang tak bisa dilihat sebelumnya," kata anggota tim LIGO.
Penemuan gelombang itu juga diakui akan menjadi bekal tambahan bagi peneliti LIGO untuk memahami sifat ruang dan waktu. Para ilmuwan mengatakan gelombang gravitasi membuka pintu untuk cara baru untuk mengamati alam semesta dan mendapatkan pengetahuan tentang obyek misterius seperti lubang hitam dan bintang neutron. Dengan mempelajari gelombang gravitasi mereka juga berharap untuk mendapatkan wawasan tentang sifat alam semesta awal, yang tetap misterius.
Penemuan itu tak hanya memvalidasi salah satu teori fundamental dalam fisika tapi juga bisa merevolusi astronomi, sebab gelombang gravitasi itu membawa informasi yang masih asli. Dengan demikian, gelombang ini bisa memungkinkan peneliti mempelajari fitur yang sukar dipahami dan jauh di alam semesta.
Gelombang gravitasi bisa menyibak tentang lubang hitam. Sebab lubang hitam tak memancarkan cahaya, gelombang radio dan sejenisnya, tapi lubang itu bisa dipelajari melalui gelombang gravitasi.
Diketahui pada 1916, Albert Einstein mengusulkan adanya gelombang gravitasi sebagai hasil dari landasan teori relativitas umum. Teori itu menggambarkan gravitasi sebagai penyimpangan ruang dan waktu yang dipicu oleh kehadiran materi.
Guna mendeteksi gelombang tersebut, dikutip dari Metro.co.uk, peneliti LIGO memanfaatkan intrumen dua laser yang dijalankan secara serempak. Untuk mendeteksi gelombang itu, dibutuhkan pengukuran pada sorotan laser seanjang 4 km sampai 10 kali lebih kecil dari proton.
Dua instrumen itu mampu mendeteksi getaran sangat kecil yang lewat. Setelah mendeteksi gelombang tersebut, peneliti mengubahnya menjadi gelombang radio dan mampu mendengarkan suara dari penggabungan dua lubang hitam. (ren)